Rabu 11 Jan 2023 19:01 WIB

Erick: Kalau BUMN Tidak Sehat, Bagaimana Bisa Bantu Rakyat?

Erick menekankan pentingnya kesehatan perusahaan pelat merah.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri BUMN Erick Thohir. Erick Thohir sejak awal menekankan pentingnya kondisi kesehatan perusahaan pelat merah.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Menteri BUMN Erick Thohir. Erick Thohir sejak awal menekankan pentingnya kondisi kesehatan perusahaan pelat merah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sejak awal menekankan pentingnya kondisi kesehatan perusahaan pelat merah. Bagi mantan presiden Inter Milan tersebut, perbaikan kinerja melalui proses transformasi akan memberikan dampak besar. Bukan hanya kepada BUMN itu sendiri, juga bagi masyarakat.

"BUMN harus tetap sehat. Kalau tidak sehat, kalau tidak kaya, tidak bisa nyumbang," ujar Erick di Jakarta, Rabu (11/1/2023).

Baca Juga

Pria kelahiran Jakarta itu menilai, kondisi BUMN yang sehat akan melahirkan keuntungan bagi perusahaan pelat merah. Dengan begitu, lanjut Erick, BUMN dapat berkontribusi lebih bagi negara dan masyarakat.

"BUMN harus untung supaya keuntungannya bisa diberikan untuk program prorakyat," ucap Erick.

Erick memiliki sejumlah strategi dalam membenahi kinerja BUMN sejak awal ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi menteri BUMN. Langkah tersebut meliputi pembentukan holding untuk memperkuat ekosistem, proses merger antarperusahaan dengan fokus bisnis serupa, dan menugaskan holding Danareksa untuk 'menyehatkan' atau menutup BUMN yang sakit, sudah tidak beroperasi, dan tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Sebagai sepertiga kekuatan ekonomi, Erick memastikan BUMN harus menjadi benteng ekonomi nasional. BUMN, ungkap Erick, harus sehat dan mampu tampil sebagai garda terdepan dalam membantu pemerintah dan masyarakat menghadapi tantangan ekonomi ke depan.

"Ketika ketidakpastian harga terjadi, kita bisa intervensi, makanya BUMN harus untung agar keuntungannya bisa melahirkan program prorakyat dan mengintervensi pasar karena kita benteng ekonomi nasional," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement