REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film horor yang tayang di bioskop sering kali "diserbu" penonton. Meski sudah banyak film horor tayang di bioskop Indonesia, genre film ini seolah tak kehabisan penggemar.
Salah satu buktinya, film horor KKN di Desa Penari menempati urutan pertama sebagai film terlaris di Indonesia sepanjang masa dengan 10 juta penonton. Di posisi tiga, juga ada film bergenre serupa, Pengabdi Setan 2: Communion, dengan perolehan jumlah penonton 6,39 juta orang.
Kira-kira apa yang membuat film horor tak kehabisan penonton? Produser film horor remake Bayi Ajaib, Frederica, mengatakan, film horor sangat berbeda dengan genre film lain.
“Menurut saya, film horor ada cinema experience-nya sendiri,” kata Frederica saat menghadiri gala premiere Bayi Ajaib di Falcon Pictures Jalan Duren Tiga Raya, Pancoran, Jakarta, Jumat (13/1/2023).
Penonton sangat menikmati pengalaman menonton film horor, apalagi di bioskop. Ada sensasi ketegangan dan ketakutan yang begitu tinggi ketika mereka mengikuti tiap kisahnya. Rasa takut memberikan penonton aliran adrenalin yang menimbulkan rasa semangat, responsif, dan waspada.
Frederica mengatakan, dalam film horor, alur cerita tetap menjadi kekuatan. Bukan hanya sekadar adegan menakut-nakuti. Menurut dia, film horor harus lekat dengan kekuatan cerita dan karakter.
"Kita bisa melihat kalau yang memang kualitas filmnya bagus, pasti 'jalan'. Penontonnya juga banyak, menyenangkan, balik lagi punya cinema experience sendiri,” ujarnya.
Dia sangat menikmati semua tahapan pembuatan film, termasuk Bayi Ajaib yang merupakan remake dari sinema horor legendaris yang dirilis pada 1982. Karena ini merupakan karya pertama dari Falcon Black, Frederica dan tim bebas mengeksplorasi dan bermain dengan banyak hal.
“Kami bebas explore dan bisa bermain banyak hal dari segi sound effect, tata suara, gambar. Menyenangkan untuk pengalaman pertama,” kata dia.