REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah persoalan pengelolaan sampah plastik, tanggung jawab sosial perusahaan dan pemangku kepentingan lain dalam mengatasi masalah lingkungan termasuk masalah sampah plastik, sangat ditunggu oleh masyarakat. Kolaborasi multi pihak menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam mengatasi masalah lingkungan.
Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup No 75 Tahun 2019, KLHK mendorong perusahaan untuk mengelola lingkungan dan menerapkan praktek industri ramah lingkungan melalui audit dan pemberian peringkat penghargaan Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER).
Salah satu perusahaan yang berlangganan memperoleh anugerah ini adalah Danone AQUA. Tahun ini keenam kalinya Danone AQUA menerima penghargaan PROPER untuk kategori Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui beberapa Pabrik AQUA. Dengan diraihnya PROPER EMAS pada 2022 ini, Pabrik Danone AQUA Mambal, Bali, telah 5 kali mendapatkan PROPER EMAS.
“Saya harap dunia usaha bisa menjaga prestasi yang ada dan bisa menjadi agen perubahan dalam upaya pemberdayaan masyarakat bisa mendorong usaha dan masyarakat menjadi lebih berdaya”, kata Wakil Presiden Ma'ruf Amin beberapa waktu lalu, saat menyerahkan penghargaan. Menurutnya, dari tahun ketahun jumlah peraih Emas dan Hijau makin meningkat, seiring dengan semakin kompleksnya penilaian sesuai dengan tuntutan zaman.
Terkait hal ini, Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam implementasi ekonomi sirkular dan pengelolaan sampah yang terintegrasi, “Kami menyadari hal ini merupakan tantangan bersama yang sangat kompleks. Untuk itu diperlukan kolaborasi lintas sektor dan kontribusi yang nyata dan kuat dari seluruh pihak. Dengan sinergi yang baik, pengelolaan sampah plastik yang komprehensif, ekosistem pengelolaan yang mumpuni serta partisipasi aktif semua pihak, kami yakin bahwa target yang dicanangkan pemerintah dapat tercapai.“ kata Arif Mujahidin
Arif menambahkan kepedulian Danone AQUA di Indonesia terhadap lingkungan sudah berlangsung sejak lama. Danone AQUA sudah mempelopori inisiatif pengelolaan sampah plastik sejak tahun 1993 dengan program AQUA PEDULI (Pengelolaan Daur Ulang Limbah Plastik) untuk menarik kembali kemasan plastik paska konsumsi yang selanjutnya dicacah dan diekspor ke luar negeri. Pada 2006, Danone AQUA sudah mencetuskan program AQUA Lestari sebagai payung inisiatif keberlanjutan Grup AQUA yang diwujudkan dalam program-program sosial lingkungan dari hulu ke hilir.
Tidak hanya dari Kementerian LHK, atas berbagai inisiatif keberlangsungan pelestarian lingkungan, Danone AQUA juga meraih penghargaan terbanyak pada ajang penghargaan Industri Hijau 2022 dari Kementerian Perindustrian. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi Kementerian kepada perusahaan yang dinilai telah berhasil menjalankan kegiatan operasionalnya secara ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Kami mengapresiasi para produsen yang telah memberikan respons positif terhadap Perpres 18 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut Salah satunya, Danone-Aqua,” kata Ignatius Warsito Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian pada Forum G20 November lalu. Dia menilai, Danone-Aqua merupakan salah satu produsen yang aktif melakukan kolaborasi multipihak untuk mendukung terciptanya pengelolaan sampah serta mendukung praktik ekonomi sirkular dan mengurangi potensi timbulan sampah.
Dalam pengelolaan sampah kemasan plastik, Danone AQUA berambisi untuk mengambil kembali lebih banyak sampah kemasan plastik dari yang dihasilkan pada tahun 2030. Hal ini merupakan komitmen untuk berkontribusi menyelesaikan masalah sampah di Indonesia, termasuk dengan mendukung program Pemerintah Republik Indonesia dalam mengurangi sampah plastik di laut sebanyak 70 persen pada tahun 2025.
Untuk mencapai tujuan tersebut banyak kegiatan lingkungan yang sudah dilakukan Danone AQUA. Di antaranya, pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sampahku Tanggung Jawabku (Samtaku) yang berlokasi di Jimbaran, Bali.
Dibangun di atas lahan seluas 5000m², pembangunan fasilitas ini merupakan kolaborasi antara Danone-AQUA dan PT Reciki Mantap Jaya (Reciki), selaku pelaksana operasional TPST, didukung Pemerintah Kabupaten Badung, Pemerintah Provinsi Bali, dan berbagai institusi serta komunitas yang turut bergerak dalam upaya pengelolaan sampah di Bali. Dengan kapasitas pengelolaan sampah maksimum mencapai 120 ton/hari, TPST Samtaku Jimbaran ini menjadi TPST terbesar di Bali.
Sebagai bagian dari upaya untuk terus memperkuat komitmen dalam pengurangan dan pengelolaan sampah plastik, Danone AQUA juga bekerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) dalam mendukung program Gerakan Sedekah dan Kolekte Sampah Indonesia (GRADASI).
Diluncurkan sejak April 2021, hingga akhir tahun lalu, GRADASI telah berhasil mengumpulkan sekitar 90 ton sampah dengan melibatkan 100 masjid, 35 gereja, 92 sekolah dan 98 pesantren di wilayah Jawa, Gorontalo, Tapanuli, Lombok dan Labuan Bajo.
Kedepannya, GRADASI diharapkan dapat turut melibatkan rumah ibadah lain seperti Pura, Klenteng dan Vihara di Indonesia.
"Kami melihat GRADASI sebagai upaya kolaborasi yang efektif karena melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah, pemuka agama, komunitas dan juga swasta, dalam hal ini Danone-AQUA. Kami percaya melalui kolaborasi lintas sektor yang dibangun melalui GRADASI dapat mendukung terciptanya ekosistem pengelolaan sampah yang terintegrasi sehingga mampu mengurangi sampah plastik di laut," ujar Kanni Wignaraja, Assistant Secretary-General, Assistant Administrator and Director of the Regional Bureau for Asia and the Pacific UNDP.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati menyambut baik peran serta industri seperti Danone-AQUA dalam mendukung berbagai upaya pemerintah mengubah paradigma masyarakat dalam mengelola sampah.
“Oleh karenanya, kami mengajak semua pihak, swasta serta pemuka agama untuk mengambil bagian dalam proses edukasi pengelolaan sampah di tengah masyarakat. Mengingat masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang religius, bergabungnya masjid dan gereja dalam GRADASI dapat membangun kesadaran lebih bagi masyarakat,” tegas Vivien.
Dalam upaya mengurangi sampah plastik, Danone-AQUA juga terus melakukan inovasi. Di tahun 2018, Danone-AQUA telah meluncurkan botol 100 persen rPET, AQUA LIFE dan melanjutkan inovasinya dengan meluncurkan botol kaca guna ulang (Returnable Glass Bottle) untuk melayani segmen industri pariwisata.
Inovasi terkini, Danone-AQUA meluncurkan produk AQUA 600 ml dengan kemasan 100 persen plastik daur ulang dan 100 persen dapat di daur ulang serta AQUA Mini sebagai pilihan yang lebih berkelanjutan untuk kemasan 220 ml yang tanpa menggunakan label plastik tambahan, tanpa sedotan, dan 100 persen dapat di daur ulang.
"Untuk mengurangi potensi timbulan sampah, kami juga menggunakan kemasan Galon Guna Ulang yang telah kami gunakan sejak tahun 1983 dengan terus menjaga kualitasnya. Melalui model bisnis guna ulang ini, saat ini 70 persen bisnis kami telah sepenuhnya sirkular sesuai dengan visi pemerintah dalam mengakselerasi implementasi ekonomi sirkular," tutur Arif.
Hasil studi LPEM FEB UI mengungkap bahwa gerakan #BijakBerplastik yang diinisiasi Danone AQUA telah meningkatkan jumlah sampah yang didaur ulang menjadi 17 persen lebih banyak, sehingga menurunkan jumlah sampah yang tetap berada di TPA sebesar 14 persen dan mengurangi volume sampah yang berakhir di ekosistem laut.
Gerakan ini juga diestimasi berkontribusi menurunkan jumlah sampah yang dibakar dan dapat menghindari emisi hingga mencapai 36.369 ton CO2. Melalui penggunaan Galon Guna Ulang, AQUA juga telah berkontribusi dalam menekan potensi timbulan sampah hingga 770 ribu ton dan emisi karbon hingga 1,6 juta ton per tahun.