Senin 23 Jan 2023 10:32 WIB

PM Jepang Ajukan Kepala BOJ Baru pada Bulan Depan

Gubernur bank sentral Jepang akan habis masa jabatan pada April.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Bendera Jepang berkibar di kantor pusat Bank of Japan di Tokyo pada 29 Juli 2022. Bank of Japan memperluas pembatasan pergerakan imbal hasil obligasi pemerintahnya, sebuah langkah mengejutkan yang mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi secara global dan merusak saham Asia.
Foto: AP Photo/Shuji Kajiyama
Bendera Jepang berkibar di kantor pusat Bank of Japan di Tokyo pada 29 Juli 2022. Bank of Japan memperluas pembatasan pergerakan imbal hasil obligasi pemerintahnya, sebuah langkah mengejutkan yang mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi secara global dan merusak saham Asia.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida menyatakan, dirinya akan mencalonkan gubernur Bank Jepang baru bulan depan. Itu karena pasar menguji apakah bank sentral akan mengubah kebijakan suku bunga ultra rendah dari Haruhiko Kuroda yang dovish.

Kishida awalnya mengatakan rencana tersebut kepada program TV Tokyo. Ia menegaskan, akan memutuskan penggantian Kuroda dengan mempertimbangkan situasi ekonomi pada April, tetapi ketika ditekan dia mengakui ini kemungkinan besar akan dilakukan pada Februari, mengingat ada jadwal parlemen

Baca Juga

Hanya saja Kishida tidak merincikan lebih detail. Perlu diketahui, Kuroda yang masa jabatan lima tahunnya berakhir pada 8 April, terjebak dengan kebijakan yang ditujukan memicu kenaikan harga dan pertumbuhan, bahkan dengan inflasi tertinggi dalam 41 tahun serta menggandakan target Bank of Japan (BOJ) dan karena bank sentral di tempat lain telah menaikkan suku bunga.

Masa jabatan dua deputi Kuroda berakhir pada 19 Maret. Tiga nominasi harus disetujui oleh kedua majelis parlemen.

Dilansir Reuters pada Senin (23/1/2023), BOJ berpegang pada kebijakan ultralonggar pada Rabu, menentang investor yang baru-baru ini berusaha memecahkan batasan bank pada imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun. Hanya saja bahkan dengan Kuroda terdengar bullish tentang kenaikan upah, ekspektasi tumbuh bahwa BOJ akan mengakhiri eksperimen ekspansionisnya tahun ini.

Tes pekan lalu mengikuti keputusan mengejutkan BOJ pada Desember. Tujuannya gar menggandakan kisaran target untuk hasil menjadi 0,5 persen di atas atau di bawah nol.

Mantan anggota dewan BOJ Sayuri Shirai yang merupakan penganjur peninjauan stimulus saat ini telah dianggap sebagai calon wakil gubernur. Dirinnya mengatakan pada Ahad, BOJ harus membuat pembelian obligasi pemerintah lebih fleksibel tetapi suku bunga rendah dijamin.

Ada juga spekulasi tentang perubahan kesepakatan kebijakan antara bank sentral dan pemerintah. BOJ berjanji untuk mencapai target inflasi 2 persen sedini mungkin. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement