Rabu 07 Aug 2024 15:07 WIB

Calon Perdana Menteri Jepang Dukung Kenaikan Suku Bunga Bertahap

BOJ berada di jalur yang tepat untuk menyesuaikan diri dengan suku bunga positif.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Calon Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mendukung kebijakan Bank of Japan (BoJ) atau Bank sentral Jepang untuk menaikkan suku bunga secara bertahap.
Foto: EPA
Calon Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mendukung kebijakan Bank of Japan (BoJ) atau Bank sentral Jepang untuk menaikkan suku bunga secara bertahap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mendukung kebijakan Bank of Japan (BoJ) atau Bank sentral Jepang untuk menaikkan suku bunga secara bertahap. Shigeru mengatakan normalisasi kebijakan moneter dapat menekan harga dan meningkatkan daya saing industri.

"BOJ berada di jalur kebijakan yang tepat untuk secara bertahap menyesuaikan diri dengan dunia melalui suku bunga positif," ujar Ishiba dilansir dari Reuters pada Rabu (7/8/2024). 

Baca Juga

Anggota Partai Demokrat Liberal (LDP) Jepang itu menyebut aspek negatif dari kenaikan suku bunga, seperti kejatuhan pasar saham, telah menjadi fokus saat ini. Namun, Ishiba menilai harus mengakui manfaatnya karena suku bunga yang lebih tinggi dapat menurunkan biaya impor dan membuat industri lebih kompetitif.

LDP selaku partai penguasa di jepang akan menggelar pemilihan perdana menteri pada September. Ishhiba sendiri belum secara resmi mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri, namun dirinya konsisten di posisi tertinggi dalam sejumlah survei perdana menteri Jepang.

Dukungan terhadap kenaikan suku bunga, disampaikan Ishiba setelah keputusan BOJ pekan lalu yang menaikkan suku bunga dan kesiapannya untuk kenaikan lebih lanjut.

Indeks saham Nikkei Jepang anjlok pada Senin dalam aksi jual terburuk sejak Oktober 1987 akibat prospek suku bunga yang lebih tinggi dan ketakutan resesi AS, tetapi berhasil menutupi sebagian besar kerugian pada Selasa.

"Ekonomi Jepang sebagian besar didorong oleh permintaan domestik, dengan ekspor hanya menyumbang seperlima dari produk domestik brutonya," ucap Ishiba

Meskipun beberapa perusahaan berorientasi ekspor diuntungkan oleh melemahnya Yen, Ishiba menilai mayoritas masyarakat lebih terpengaruh oleh harga yang lebih tinggi akibat melemahnya mata uang tersebut.

Ishiba mengatakan konsensus umum mengenai kisaran ideal untuk Yen adalah 110-140 per dolar, tetapi ia menolak mengomentari pandangannya sendiri mengenai tingkat mata uang yang diinginkan. Yen diperdagangkan sekitar 144 terhadap dolar AS pada Rabu pagi.

Ia juga mencatat bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan membantu mekanisme pasar bekerja dengan baik dalam perekonomian dengan mendorong peralihan modal ke perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan kuat dan sebagai hasilnya, meningkatkan daya saing industri Jepang.

Ishiba telah lama menjadi kritikus stimulus moneter radikal mantan gubernur BOJ Haruhiko Kuroda, yang merupakan bagian dari kebijakan "Abenomics", mantan perdana menteri Shinzo Abe untuk menopang pertumbuhan. 

Ia mengatakan, butuh waktu agar manfaatnya dapat terwujud. "Akan ada jeda waktu, misalnya, agar Yen mulai menguat dan harga impor turun," kata Ishiba. 

Ia menolak berkomentar sejauh mana BOJ harus menaikkan suku bunga, menekankan bahwa politik tidak boleh mempengaruhi kebijakan moneter bank sentral.

Muhammad Nursyamsi

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement