REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko merasa aneh kepada keluarga korban pembunuhan berantai Wowon Erawan alias Aki dkk. Delapan dari sembilan keluarga korban pembunuhan berantai itu tidak membuat laporan orang hilang ke pihak wajib.
Praktis hanya keluarga korban Noneng saja yang membuat laporan orang hilang ke pihak kepolisian setempat.
"Ini kita coba mendalami ya. untuk laporan orang hilang kepada korban. Family tree dari sembilan orang ada tujuh dan dua merupakan tenaga kerja Indonesia, ada satu atas nama N itu melaporkan pada Polda setempat,” ujar Trunoyudo saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2023).
Karena itu, Trunoyudo meminta kepada para keluarga kerabat korban atau siapa saja yang mempunyai relasi koneksi saudara kerabatnya dengan pelaku melapor ke pihak berwajib. Sehingga kasus serial killer asal Cianjur Jawa Barat ini dapat diusut dengan tuntas. Namun ia berharap tidak ada lagi korban dari kekejaman Wowon dkk.
“Silakan siapa saja yang mempunyai relasi koneksi saudara kerabatnya dnegan pelaku melapor sekarang, untuk kita usut tuntas,” harap Trunoyudo.
Namun demikian, enggan menebak-nebak alasan keluarga korban tidak melapor orang hilang. Hanya saja, kata dia, segala kemungkinan bisa terjadi.
Misalnya, karena ada relasi keluarga tapi ini masih didalami dalam proses pemeriksaan. Sehingga, dianggapnya korban masih hidup dan baik-baik saja.
“Karena ada tidak intens hubungan sehingga dianggapnya masih ada. Makanya ini masalah kemanusiaan, kekejian para pelaku ini harus dihentikan sehingga tidak ada korban lain dan dilaporkan,” kata Trunoyudo.
Terungkapnya kasus pembunuhan berantai berawal satu keluarga yang ditemukan tidak sadarkan diri di rumah kontrakan kawasan Bantar Gebang, Bekasi pada Kamis (12/1/2023) lalu. Sebanyak lima orang korban satu di antaranya anak-anak mengalami keracunan setelah meminum kopi yang sudah dicampur racun.
Kemudian tiga orang berinisial di antaranya dan dua korban lainnya masih dirawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Bantar Gebang. Tiga orang yang tewas berinisial Ai Maemunah (35), Ridwan Abdul Muiz (21) dan Muhammad Riswandi (16).
Dalam kasus ini, korban meninggal memiliki hubungan darah yakni ibu dan anak. Ketiganya tercatat sebagai warga Cianjur dan telah dimakamkan di kampung halamannya.
In Picture: Melihat Proses Ekshumasi Jenazah Korban Pembunuhan Berantai