Jumat 27 Jan 2023 21:12 WIB

IDI Ingatkan Masyarakat Booster Kedua Penting di Tengah tak Bisa Diprediksinya Pandemi

IDI meminta masyarakat untuk tidak lengah meski status PPKM telah dicabut.

Red: Andri Saubani
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Jakarta yang juga Ketua Satgas Covid-19 IDI, Erlina Burhan. Erlina mengingatkan masyarakat bahwa vaksinasi Covid-19 dosis booster kedua tetap penting. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Jakarta yang juga Ketua Satgas Covid-19 IDI, Erlina Burhan. Erlina mengingatkan masyarakat bahwa vaksinasi Covid-19 dosis booster kedua tetap penting. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Erlina Burhan mengemukakan perlindungan vaksin Covid-19 penting untuk dipertahankan masyarakat di tengah situasi sirkulasi virus yang tak terprediksi. Erlina mengimbau masyarakat untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi Covid-19 agar imun tubuh meningkat.

"Vaksin booster kedua tetap penting, mengingat kondisi Covid-19 saat ini tidak bisa diprediksi," kata Erlina Burhan di Jakarta, Jumat (27/1/2023).

Baca Juga

"Jangan lengah di saat tidak ada lagi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), karena penularan virus tidak bisa diprediksi," imbuhnya.

Erlina mengatakan, vaksin justru semakin penting saat aktivitas semakin tinggi. Dia berharap, masyarakat mendapatkan kemudahan sehingga minat untuk divaksin bisa semakin meningkat.

Erlina mengatakan, meski hasil Sero Survei menyebutkan kekebalan tubuh masyarakat Indonesia dari Covid-19 berada di angka 90 hingga 98 persen, bukan tidak mungkin kadar antibodi menurun. Vaksin Covid-19 dosis booster tetap penting, mengingat antibodi seseorang bisa menurun seiring berjalannya waktu.

"Tujuan vaksinasi memang bukan lagi mencegah infeksi, tetapi menghindarkan masyarakat dari keparahan akibat Covid-19. Antibodi alami karena terpapar Covid-19 meski diperoleh bukan dari vaksin, tetap akan menurun, jadi kita tidak boleh euforia dan tetap perlu tambahan vaksin," ujarnya.

Secara terpisah, Epidemiolog Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, pemberian vaksin agar imun tubuh manusia terbentuk. Ia mengingatkan masyarakat bahwa efikasi vaksin bisa menurun. Selain itu, tingkat efikasi masing-masing vaksin berbeda.

"Dengan vaksin efikasi 50 sampai 60an persen itu menurut saya sangat kecil untuk mencegah infeksi. Jadi yang tingginya itu mencegah keparahan berlaku sampai 90 persen. Itu pentingnya vaksin booster yang kedua atau pertama untuk warga Indonesia," katanya.

photo
Regimen Vaksinasi Booster Dosis Kedua - (Infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement