REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sekian lama tidak ada kabar kelanjutan kasus tabrak lari mahasiswa Universitas Indonesia (UI), pihak penyidik Polda Metro Jaya membuat keputusan mengejutkan. Penyidik Polda menghentikan penyidikan atau surat perintah penghentian penyidikan (SP-3) kasus yang menewaskan Mahasiswa UI Muhammad Hasya Atallah Syahputra.
"Karena kelalaiannya korban dalam mengendarai sepeda motor. Sehingga nyawanya hilang sendiri," ujar Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman, di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Menurut Latif, ada unsur kelalaian yang dilakukan oleh korban meninggal dunia tersebut. Akibat kelalaiannya sendiri, Hasya harus kehilangan nyawanya. Keputusan itu diambil penyidik seusai melakukan penyelidikan dan gelar perkara kasus kecelakaan tersebut.
Baca: Mahasiswa UI Ditabrak, Meninggal, Jadi Tersangka, BEM: Polisi Hobi Memutarbalikkan Fakta
Selain itu, penyidik juga tidak menemukan adanya unsur pelanggaran oleh AKBP (Purn) Eko Setio Budi Wahono yang terlibat dalam kecelakaan tersebut. Bahkan, Hasya juga telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kecelakaan tersebut.
"Sehingga kemudian kami hentikan perkara tersebut. Jadi, ada kepastian juga di situ kenapa kami beri SP-3," kata Usman.
Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia (UI), Muhammad Hasya Atallah, kehilangan nyawa di kawasan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Kamis, 6 Oktober 2022, sekitar pukul 21.00 WIB. Dia tewas setelah tertabrak dan terlindas mobil SUV yang dikendarai AKBP (Purn) Eko Setio yang datang dari arah berlawanan.
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI membuat kronologi kejadian kecelakaan yang menimpa Hasya. Pada Kamis, Hasya bersama beberapa temannya mengikuti pertandingan e-sport di ruangan FISIP UI dan menjadi pemenang. Setelahnya, Hasya bersama beberapa temannya memutuskan untuk pergi ke indekos salah satu temannya.
Karena pintu akses keluar UI melalui Kukusan, Kota Depok, ditutup, Hasya bersama temannya menggunakan akses Jalan Srengseng Sawah. Hasya mengendarai motor dengan posisi beriringan motor temannya.
"Dalam perjalanan, tiba-tiba sebuah motor di depannya melaju lambat. Secara reflek, Hasya mengelak, kemudian mengerem mendadak sehingga motor Hasya jatuh ke sisi kanan," demikian keterangan BEM UI.
Tidak lama setelah terjatuh, dari arah berlawanan, mobil SUV yang dikemudikan mantan kapolsek Cilincing Eko Setio Budi Wahono melintas dan melindas korban. Seorang yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) mendatangi terduga pelaku dan meminta membantunya untuk membawa Hasya ke rumah sakit (RS). Namun, Eko Setio menolaknya.
Akibatnya, Hasya tidak bisa cepat dibawa ke RS untuk mendapatkan pertolongan. "Tidak lama setelah Hasya tiba di RS, Hasya dinyatakan meninggal dunia," kata BEM UI