Ahad 12 Feb 2023 14:58 WIB

Neuralink Milik Elon Musk Diselidiki Departemen Perhubungan AS

Neuralink diduga tidak cermat mengemas dan memindahkan implan otak primata.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi
Elon Musk. Neuralink, sebuah perusahaan perangkat medis milik Elon Musk, sedang dalam penyelidikan Departemen Perhubungan di Amerika Serikat (AS).
Foto: EPA-EFE/Patrick Pleul
Elon Musk. Neuralink, sebuah perusahaan perangkat medis milik Elon Musk, sedang dalam penyelidikan Departemen Perhubungan di Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neuralink, sebuah perusahaan perangkat medis milik Elon Musk, sedang dalam penyelidikan Departemen Perhubungan di Amerika Serikat (AS). Perusahaan itu diduga mengemas dan mengangkut perangkat keras yang terkontaminasi dengan cara yang tidak aman.

Melalui suratnya kepada Departemen Perhubungan AS, The Physicians Committee of Responsible Medicine (PCRM) menyampaikan mereka telah memperoleh surel dan dokumen lain yang menunjukkan adanya pengemasan tidak aman dan pemindahan implan yang dikeluarkan dari otak primata yakni monyet. Menurut surat tersebut, besar kemungkinan telah adanya kontaminasi virus seperti Herpes B dan bakteri kebal antibiotik seperti Staphylococcus dan Klebsiella.

Baca Juga

PCRM menduga material tersebut tidak disimpan atau diangkut secara benar. Menurut PCRM, hal ini dapat terjadi lantaran karyawan Neuralink belum menerima pelatihan keselamatan yang tepat.

"Departemen Perhubungan, sedang melakukan penyelidikan standar untuk memastikan kepatuhan dan keselamatan publik berdasarkan informasi yang diterima dari PCRM," kata seorang juru bicara Departemen Perhubungan dikutip dari CNBC, Ahad (12/2/2023).

Dikonfirmasi perihal hal ini, perwakilan dari Neuralink memilih untuk tidak memberikan tanggapan atas dugaan tersebut. Neuralink merupakan sebuah cip fleksibel berukuran kecil yang dapat disisipkan ke dalam otak.

Desember lalu, Reuters melaporkan bahwa Neuralink sedang dalam penyelidikan federal atas potensi pelanggaran kesejahteraan hewan. Penyelidikan tersebut terjadi setelah beberapa staf Neuralink mengajukan keluhan internal tentang eksperimen yang terburu-buru sehingga menyebabkan penderitaan dan kematian yang tidak perlu pada hewan.

Menurut dokumen yang dikutip PCRM, pada 2019 terjadi insiden yang melibatkan potensi pelanggaran peraturan transportasi bahan berbahaya, yaitu ketika Neuralink mengandalkan University of California, Davis untuk membantu melakukan eksperimennya pada primata.

Sementara kemitraan Neuralink dengan UC Davis berakhir pada 2020, PCRM mengatakan perusahaan terus mempekerjakan ahli bedah saraf yang mengawasi eksperimen dan staf lain yang terlibat mungkin juga masih dipekerjakan.

Diketahui, dalam pembuatannya perusahaan memang melakukan uji coba Neuralink pada hewan. Dalam beberapa tahun terakhir, Neuralink juga telah terlebih dahulu melakukan serangkaian uji coba pada hewan.

Pada 2019, Musk mengungkapkan Neuralink diuji coba pada monyet, disusul oleh percobaan pada babi pada 2020. Pada 2021, seekor monyet yang ditanami cip Neuralink dapat memainkan gim video Pong dengan menggunakan otak tanpa menyentuh controller sedikit pun.

Monyet yang sama dapat mengetik kalimat "Selamat datang di acara Show and Tell", acara presentasi Neuralink yang diselenggarakan Musk, menggunakan cip implan yang tertanam di otak si monyet. Tidak hanya itu, monyet ini juga telah dilatih untuk mampu mengisi daya perangkat menggunakan pengisi daya nirkabel (wireless charger). Para peneliti Neuralink juga memamerkan seekor babi yang berjalan di atas treadmill, sebagai contoh potensi kemampuan cip Neuralink.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement