REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan Menteri BUMN Erick Thohir dinilai strategis dan efektif meningkatkan ekonomi nasional. Kondisi ekonomi nasional sebelumnya anjlok akibat dihantam pandemi Covid-19. Kini tumbuh dan terus menjadi lebih baik setelah Pandemi Covid-19 mereda.
Erick Thohir mengatakan sekarang ini kondisi ekonomi Tanah Air menunjukkan catatan yang sangat positif. Pengelolaan kekayaan alam berjalan maksimal melalui perusahaan di BUMN. Hal ini berdampak positif terhadap ekonomi nasional, dan dirasakan masyarakat luas.
“Kalau kita lihat, kondisi Indonesia ini jauh lebih baik. Kita punya nikel, kita punya kelapa sawit, dan kita juga punya gula, untuk etanol, atau (bisa juga) jagung untuk etanol,” kata Erick Thohir dalam keterangannya di Jakarta pada Ahad (12/2/2023)
Erick tidak akan diam merelakan pengelolaan bahan mentah dalam komoditas perdagangan utama. Dia bertekad akan terus menggencarkan kebijakan hilirisasi yang sudah dimulai sejak beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, dia mengetahui langkah Uni Eropa yang sengaja sudah mengeluarkan Green Industrial Plan. Itu artinya Uni Eropa menutup pasar Eropa secara pelan-pelan.
“Jadi mereka maunya, market kita harus dibuka, tetapi market mereka harus ditutup, dengan alasan karena memang Eropa sedang mengarah ke resesi,” jelas Erick.
Tercatat sejak dipimpin Erick Thohir total aset BUMN telah mencapai sekitar Rp 9.000 triliun di 2021 atau sekitar 53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Capaian tersebut menjadi bentuk nyata membantu menciptakan iklim perekonomian yang sehat.
Sementara itu, Badan Pusat Statik (BPS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV tahun 2022 mencapai 5,31 persen. Angka tersebut sesuai dengan target APBN 2022 yang dipatok pemerintah sebesar 5,1 atau 5,3 persen.