REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Tim Kemanusiaan Indonesia untuk gempa Turki tiba di Adana, Turki, pada Ahad (12/2/2023) dan melanjutkan perjalanan menuju Antakya, Hatay yang berjarak sekitar 199 km.
Para personel tim menuju lokasi terdampak gempa usai mendapatkan arahan dari Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Turki.
Dubes Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, yang menyambut Tim Kemanusiaan Indonesia di Adana menyampaikan kepada tim Urban Search and Rescue (USAR) Basarnas dan BNPB, sampai dengan Sabtu malam (11/2/2023), tim penolong masih menyelamatkan beberapa warga hidup yang berada di reruntuhan.
“Faktanya sampai kemarin malam masih ditemukan yang masih hidup,” ujar Iqbal dikutip dari siaran pers BNPB, Senin (13/2/2023).
Iqbal mengatakan, ini menunjukkan masih ada peluang untuk menyelamatkan warga. Di samping itu, Iqbal menginformasikan masyarakat setempat terkadang tidak dapat membedakan antara personel SAR dan bantuan kemanusiaan. Ini dapat memicu tekanan kepada responder SAR di lapangan.
“Masyarakat tidak melihat SAR untuk menolong, tetapi masyarakat mengharapkan (tim SAR) datang membawa bantuan,” ujarnya.
Menyikapi kondisi seperti itu, pihak Kedubes telah menyiapkan bantuan logistik untuk mengantisipasi situasi yang diharapkan masyarakat.
Pada kondisi lain, Dubes juga mengatakan, masyarakat terkadang menuntut tim SAR untuk mencari anggota keluarga yang masih di dalam reruntuhan bangunan tanpa melihat kemampuan yang dimiliki oleh tim SAR yang ada di lokasi.
“Jadi ketika masyarakat melihat ada bangunan dan berharap keluarganya yang ada di situ dapat segera dievakuasi, sementara tim rescue tidak berani karena mereka menilai ini tidak aman untuk bekerja. Atau ini hanya dapat dilakukan heavy USAR,” tambahnya.
Menghadapi potensi ketidakpahaman warga, Dubes menyiapkan tenaga relawan yang dapat berbahasa lokal sehingga tidak ada salah komunikasi saat bertugas di lapangan.
Sementara itu, Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia, Bambang Surya Putra, menekankan arahan Dubes tadi kepada para personel USAR.
“Tim kami dapat didukung dengan tenaga lokal yang bisa berbahasa sini dan mengerti apa yang diingin oleh masyarakat yang kita layani,” kata Bambang yang juga sebagai Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB.
Seusai briefing, Tim Kemanusiaan Indonesia yang didampingi Dubes dan relawan bertolak menuju Antkaya, Hatay.
Saat tiba di Adana, Tim Kemanusiaan melakukan registrasi di _Reception-Departure Centre (RDC). RDC ini dikelola oleh United Nations Disaster Assessment and Coordination (UNDAC). Registrasi merupakan proses yang harus dilakukan para responder dari berbagai negara yang melakukan penanganan darurat pascagempa Turki Magnitudo 7,8.
Baca juga: 4 Sosok Wanita yang Bisa Mengantarkan Seorang Mukmin ke Surga, Siapa Saja?
Tim Kemanusiaan Indonesia yang tiba pada hari ini berasal dari BNPB, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Basarnas.
Basarnas menerjunkan 47 personel USAR dengan klasifikasi medium yang terserfikasi Insarag atau International Search and Rescue Advisory Group. Tim USAR tersebut akan didukung tiga ekor anjing dengan kategori SAR dog dan K-9.
Pengiriman tim pencarian dan pertolongan atau search and rescue (SAR) masih sangat dibutuhkan di lokasi reruntuhan bangunan. Tim USAR Basarnas akan bekerja di sektor 5 di Hatay bersama dengan tim Usar Meksiko dan Portugal. Selain tim tersebut, Pemerintah Indonesia akan menurunkan tim medis tipe 2 dan bantuan logistik.
Hingga 11 Februari Badan Nasional Bencana Turki atau AFAD mencatat korban meninggal dunia akibat gempa berjumlah 22.327 jiwa, luka-luka 80.278 dan mereka yang terdampak mencapai 13, 5 juta.