Rabu 15 Feb 2023 05:35 WIB

Kemenkeu: Literasi Keuangan Masih Perlu Ditingkatkan

Kemenkeu menilai, literasi keuangan di Tanah Air masih relatif rendah.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Warga berdiri di dekat mobil Simolek saat acara Edukasi Keuangan Bagi Masyakarat dan Peluncuran Mobil Simolek Edutainment Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Karanganyar, Jawa Tengah, Ahad (23/10/2022). Kemenkeu menilai, literasi keuangan di Tanah Air masih relatif rendah.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Warga berdiri di dekat mobil Simolek saat acara Edukasi Keuangan Bagi Masyakarat dan Peluncuran Mobil Simolek Edutainment Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Karanganyar, Jawa Tengah, Ahad (23/10/2022). Kemenkeu menilai, literasi keuangan di Tanah Air masih relatif rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai, literasi keuangan di Tanah Air masih relatif rendah. Kini baru sekitar 49,68 persen.

Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Adi Budiarso menyebutkan, literasi sektor pasar modal bahkan masih di bawah literasi sektor perbankan. Literasi masyarakat terhadap asuransi dan dana pensiun pun masih rendah.

Baca Juga

"Masih banyak masyarakat yang tidak sadar pentingnya menabung. Mereka juga tidak sadar pentingnya perlindungan di hari tua," ujarnya dalam seminar B-Universe Economic Outlook 2023 yang dipantau secara virtual, Selasa (14/2/2023).

Ia menyebutkan, tabungan masyarakat di berbagai instrumen seperti bank, pasar modal, asuransi, dan dana pensiun baru sekitar tujuh persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka itu lebih rendah dari tabungan di Malaysia yang menembus 60 persen dari PDB.