Rabu 15 Feb 2023 12:40 WIB

33 Bulan Berturut-turut, Neraca Perdagangan Surplus 

BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus 3,87 miliar dolar AS.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (27/12/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mengalami surplus.
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (27/12/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mengalami surplus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 mengalami surplus. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengungkapkan neraca perdagangan barang Indonesia pada Januari 2023 mencapai 3,87 miliar dolar AS.

"Neraca perdagangan ini surplus 33 bulan berturut-turut selama 33 bulan sejak Mei 2020," kata Habibullah dalam konferensi pers, Rabu (15/2/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, surplus neraca perdagangan tersebut ditopang oleh ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor. Habibullah mengatakan neraca perdagangan berasal dari sektor nonmigas 5,29 miliar dolar AS namun tereduksi dengan defisit sektor migas senilai 1,42 miliar dolar AS.

Dia menjelaskan, ekspor Indonesia pada Januari 2023 mencapai 22,31 miliar dolar AS atau turun 6,36 persen dibandingkan Desember 2022. Sedangkan impor tercatat 18,44 miliar dolar AS atau turun 7,15 persen dibandingkan Desember 2022.

Habibullah merinci ekspor nonmigas turun sebesar 6,84 persen pada Januari 2023 dibandingkan bulan sebelumnya. "Komoditas penyebab penurunan antara lain bahan bakar mineral minus 8,19 persen, bijih logam terak dan abu 36,44 persen, nabati 9,95 persen, barang dari besi dan baja 9,26 persen," jelas Habibullah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement