Kamis 16 Feb 2023 17:48 WIB

Tak Ada Resesi Seks, BKKBN Pastikan Animo Hamil Masih Tinggi

Sebagian besar pernikahan di Indonesia langsung hamil di tahun pertama.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Pasangan pengantin menyerahkan mahar seusai melaksanakan prosesi ijab kabul. BKKBN menjamin resesi seks tidak terjadi di Indonesia pada tahun ini.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Pasangan pengantin menyerahkan mahar seusai melaksanakan prosesi ijab kabul. BKKBN menjamin resesi seks tidak terjadi di Indonesia pada tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menjamin resesi seks tidak terjadi di Indonesia pada tahun ini. Ia menyatakan animo masyarakat Indonesia untuk hamil masih tinggi.

Hal itu dikatakan oleh Hasto dalam Seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan: "Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana" di Jakarta Selatan pada Kamis (16/2/2023). Hasto menyebut ada sekitar 2 juta pasangan yang menikah di Indonesia dalam setahun belakangan. Sebagian besar dari mereka hamil di tahun pertama pernikahan.

Baca Juga

"Kami laporkan di Indonesia ini yang nikah antara 1,8 sampai 2 juta setahun. Jadi kalau ada namanya resesi seks itu tidak ada," kata Hasto dalam kegiatan tersebut.

Hasto menyampaikan tak ada resesi seks di Tanah Air. Sebab ia merujuk data bahwa banyak masyarakat Indonesia yang mempunyai niat memiliki anak.

"(Warga) Indonesia masih semangat sekali untuk hamil, itu semangat sekali, luar biasa. Jadi nggak ada resesi seks itu, saya yang paling membantah itu tidak ada resesi," ujar Hasto.

Hasto juga memaparkan ada 2 juta pernikahan per tahun berdasarkan data yang dihimpun oleh BKKBN. Dari jumlah tersebut, sebagian besarnya langsung hamil di tahun pertama pernikahan.

"Dari 2 juta yang nikah yang hamil di tahun pertama itu 1,6 juta," ucap Hasto.

Walau demikian, Hasto menyatakan calon pengantin yang akan menikah patut memenuhi syarat pernikahan seperti dicantumkan BKKBN. Hal ini guna mencegah timbulnya bayi stunting. Apalagi dari data BKKBN ada sekitar 300 ribu bayi stunting per tahun.

"Kalau seandainya ada yang mau nikah kita screening dulu harus memenuhi syarat, lingkar lengannya memenuhi syarat maka bisa menurunkan 300 ribu (stunting) dan itulah yang kita kerjakan bersama Menkes," ucap Hasto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement