REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Kerangka mayat manusia, yang diduga merupakan tentara Ottoman dan kekaisaran Jerman, ditemukan di dekat Yerusalem.
Hal itu ditemukan ketika penggembala Palestina melihat anjing liar sedang menggali di daerah Barat Laut Yerusalem.
Setelah diperiksa, dia melihat tulang manusia dan kemudian memberi tahu otoritas lokal terdekat.
Tak lama setelah itu, tim beranggotakan sepuluh orang mulai menyurvei lokasi tersebut. "Ahli forensik, penyelidik, arkeolog, dan peneliti memeriksanya sepanjang hari," kata salah satu surveyor situs tersebut, Khaled Aoudallah, dikutip dari The New Arab, Jumat (13/1/2023).
Aoudallah, dosen di Universitas Bir Zeit, meyakini itu adalah mayat tentara Ottoman dan Jerman yang tewas dalam pertempuran di Yerusalem saat melawan tentara Inggris yang menyerang pada 1917 selama Perang Dunia I. "Kami menghitung ada 15 kerangka," kata Aoudallah.
Ada klip amunisi senjata Mauser buatan Jerman dan selongsong peluru yang ditemukan di lokasi. Amunisi yang menarik untuk Lee Enfield, senjata buatan Inggris, juga ditemukan.
"Bukti itu membuat kami percaya bahwa situs pemakaman tersebut berasal dari masa Perang Dunia I. Kami menemukan klip amunisi, selongsong peluru, dan kancing seragam tentara yang mirip dengan tentara Ottoman," tambahnya.
Namun, pekerjaan peneliti Palestina itu tiba-tiba terputus ketika tentara Israel tiba. Lokasi makam terletak di "Area C" Tepi Barat yang diduduki, di mana Otoritas Palestina (PA) tidak memiliki kendali. Para surveyor diperintahkan keluar. Tidak jelas apa yang ingin dilakukan tentara Israel dengan penemuan itu.
Pasukan Turki mundur dari Kota Yerusalem pada 9 Desember 1917. Di malam sebelumnya, bagi komando tentara Turki dan sekutu Jerman, pasukan Sekutu di bawah komando Jenderal Allenby hampir merebut kota.
"Mengingat pengepungan yang sengit dan pengeboman besar-besaran di kota yang aman ini, kami terpaksa menyerahkannya untuk menjaga tempat-tempat sucinya dengan harapan Anda akan melestarikan Al Quds (Yerusalem) seperti yang telah kami lakukan selama hampir lima ratus tahun," demikian tertulis dalam surat penyerahan yang ditandatangani Izzat Bey, gubernur Turki di Yerusalem.