Senin 20 Feb 2023 23:00 WIB

Gunung Bawah Laut Ditemukan di Pacitan dengan Ketinggian 2.300 Meter dari Dasar Laut

Puncak gunung bawah laut di Pacitan sekitar 3-4 kilometer dari permukaan air laut.

Gunung bawah laut ditemukan di Pacitan, Jawa Timur. (Foto: ilustrasi)
Foto: Gocelebes.com
Gunung bawah laut ditemukan di Pacitan, Jawa Timur. (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Gunung bawah laut ditemukan di Pacitan, Jawa Timur. Gunung yang diidentifikasi Badan Informasi Geospasial (BIG) memiliki ketinggian sekitar 2.300 meter dari dasar laut itu berada sekitar 200 kilometer di barat daya Kota Pacitan. Puncak gunung ini sekitar 3-4 kilometer dari permukaan air laut.

Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mengusulkan agar gunung bawah laut yang ditemukan di bawah laut perairan daerah itu dengan nama "Jogo Jagat". Nama ini memiliki arti dengan harapan keberadaannya memberi kebaikan bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar.

Baca Juga

"Ya, (usulan) nama itu kami sampaikan saat diundang pertemuan via zoom. Kemudian diminta menyampaikan usulan nama (gunung bawah laut)," kata Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji di Pacitan, Senin (20/2/2023).

Nama Jogo Jagat sengaja dipilih karena mengandung doa dan makna filosofi tinggi. Kata "Jogo" yang diambil dari bahasa Jawa memiliki makna harfiah dengan menjaga. Sedangkan kata "Jagat" berarti bumi/dunia atau dalam pemaknaan lebih luas memiliki identifikasi alam semesta.

"Doa kita semua (keberadaan) gunung ini tidak akan membawa dampak yang tidak baik. Sebaliknya, harapan kita semua gunung ini bisa menjaga Pacitan, menjaga Jawa, menjaga Indonesia, dan dunia dari musibah, marabahaya dan sebagainya," kata bupati muda yang akrab disapa Aji ini.

Apabila usulan tersebut disetujui, nama itu akan menjadi sesuatu yang monumental bagi Pacitan, terutama dalam memperkaya khazanah alam Pacitan. Temuan gunung bawah laut di barat daya Pacitan juga memperpanjang daftar nama gugusan pegunungan di daerah yang juga tanah kelahiran Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

Aji pun mengimbau masyarakat untuk berpikir positif terhadap kemunculan gugusan gunung di dasar laut barat daya Pacitan itu. Tidak perlu khawatir berlebihan, sebab sejauh ini belum ada penelitian yang menunjukkan potensi bahaya dari aktivitasnya. Sebaliknya dari kacamata kemaritiman, kawasan gunung bawah samudera dapat menjadi habitat binatang laut yang lestari.

"Mungkin juga dengan gunung ini maka ikan-ikan jadi terlindungi, lebih banyak, dan sebagainya. Jadi kita khusnudzon. Kan selama ini kita kan memang hidup di kawasan pegunungan," ucapnya.

Tak sekadar mengusulkan nama, Aji mengaku sudah berkomunikasi secara dengan koleganya di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Hal itu berkaitan dengan tindak lanjut penelitian terhadap fenomena alam di Selatan Jawa itu. Hanya saja koordinasi yang dilakukan baru bersifat informal.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement