Rabu 22 Feb 2023 00:06 WIB

Pemkot Bogor Kaji Ulang Penetapan Tarif Gelanggang Olahraga

Pemkot Bogor mengkaji ulang penetapan tarif gelanggang olahraga agar mudah dijangkau.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Gelanggang olahraga (ilustrasi). Pemkot Bogor mengkaji ulang penetapan tarif gelanggang olahraga agar mudah dijangkau.
Foto: Republika/Prayogi
Gelanggang olahraga (ilustrasi). Pemkot Bogor mengkaji ulang penetapan tarif gelanggang olahraga agar mudah dijangkau.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah mengkaji ulang tarif sewa lapangan bola di dua Gelanggang Olahraga Masyarakat (GOM) Kecamatan Bogor Utara dan Selatan. Sebab, besaran tarif sewa yang diajukan sebesar Rp 500 ribu per jam dinilai terlalu mahal.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bogor, Herry Karnadi, mengaku saat ini Dispora Kota Bogor tengah membuat kuiesioner terkait kemampuan klub lokal sepak bola untuk menyewa lapangan.

Baca Juga

“Kita mau tambah variabel kemampuan klub lokal untuk menyewa lapangan. Nanti hasilnya kita analisis,” kata Herry, Selasa (21/2/2023).

Lebih lanjut, Herry menjelaskan, kuesioner yang dibuatnya merupakan usulan Wali Kota Bogor untuk menambah variabel baru dalam penentuan tarif sewa lapangan bola.

Sebelumnya, baru dua variabel yang dianalisis oleh Dispora Kota Bogor, yakni variabel pemeliharaan dan variabel perbandingan dengan stadion lain yang sejenis.

Setelah dilakukan kajian dengan penambahan satu variabel, lanjut dia, maka Dispora Kota Bogor menghitung seberapa besar tarif idealnya. Dimana besaran tarif yang diusulkan, minimal Rp 500 ribu per jam dan tarif maksimalnya Rp 1 juta per dua jam.

Tarif ini nantinya hanya berlaku untuk penggunaan lapangan bola dengan rumput sintetis. “Kemarin disampaikan angkanya itu Rp 500 ribu. Tapi, itu baru dilihat dari dua variabel tadi,” ucap dia.

Menurut Herry, besaran tarif tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan lapangan sejenis di temat lain. Sebagai contoh, di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, lapangan bola dengan rumput sintetis disewakan seharga Rp 2 juta per dua jam.

Herry pun mengakui, usulan tarif sebesar Rp 500 ribu per jam itu sempat mendapat pro dan kontra dari masyarakat, usai disampaikan ke publik. “Makanya Pak Wali bilang minta kajiannya ditambah dan diperdalam lagi. Mungkin bisa saja turun. Kita teliti lagi dan memang sedikit memungkinkan untuk sedikit turun,” jelasnya.

Dia menyebutkan, tarif yang dibebankan tersebut sebenarnya dilakukan agar memberikan rasa tanggung jawab bagi para penyewa. Kemudian ketika ada pendapatan yang yang dihasilkan, tentunya akan dimanfaatkan untuk pemeliharaan lapangan.

“Kalau lapangan kan memang tahun pertama kondisinya bagus. Tapi, tahun kedua dan ketiga itu kalau revenue (pendapatan) nggak balik, yang rugi masyarakatnya. Nah, kita coba dengan Rp 500 ribu kita coba biar revenue-nya balik lagi ke lapangan,” terangnya.

Meski demikian, dia menegaskan, usulan berapa besaran tarif sewa, hasil analisa, kajian, dan kuesioner yang telah dilakukannya tersebut akan disampaikan di DPRD Kota Bogor.

Menurutnya, kebijakan berbayar sewa lapangan harus dilakukan sebagai pengelolaan berkelanjutan terhadap lapangan yang baru saja diresmikan. Termasuk Lapangan Manunggal di Kecamatan Bogor Barat.

“Tidak bisa digratiskan dengan halnya Jakarta. Kan kalau digratiskan kita coba hitung aja. Pemeliharaan lapangan itu Rp 400 juta per tahun. Per satu lapangan itu, apalagi lapangannya besar dan Ada foodcortnya juga,” pungkasnya.

Sebelumnya, diberitakan Dispora Kota Bogor, mengusulkan tarif sewa GOM di Kecamatan Bogor Utara dan Selatan sebesar Rp 500 ribu per jam. Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto, menilai besaran tarif yang diusulkan terlalu mahal.

Sejak diresmikan pada Desember 2022 hingga saat ini, penggunaan lapangan di dua GOM tersebut masih gratis. Dua GOM baru ini dibangun untuk menyediakan fasilitas olahraga bagi masyarakat setempat, mengingat dulu fasilitas olahraga di Kota Bogor hanya GOR Pajajaran di Kecamatan Tanah Sareal.

“Saya kira ini terlalu mahal. Kita punya Peraturan Daerah (Perda) Keolahragaan yang kita bentuk salah satu tujuannya adalah memasyaratkan olahraga dengan menyediakan fasilitas olahraga yang biasa diakses publik secara luas,” kata Atang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement