REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kasus difteri di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, kini ditemukan di dua kecamatan. Dari awalnya di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, kasus difteri kini ditemukan juga di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul.
Sekretaris Dinkes Kabupaten Garut Leli Yuliani menjelaskan, kasus difteri di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul itu awalnya terkait laporan soal pasien yang mengalami gejala seperti difteri. Petugas kemudian melakukan tes swab terhadap pasien tersebut.
Ternyata hasil tes swab dinyatakan negatif. “Kami kemudian mencari kontak eratnya. Hasilnya, adiknya (pasien) positif,” kata Leli, Kamis (23/2/2023).
Menurut Leli, pasien yang terkonfirmasi positif difteri di Kecamatan Tarogong Kidul itu masih berusia 11 tahun. Pasien itu diketahui tinggal di Kelurahan Sukagalih.
Leli mengatakan, hingga saat ini belum diketahui hubungan kasus positif difteri di Kecamatan Tarogong Kidul dengan di Kecamatan Pangatikan. “Ini awalnya dari mana, kami masih mencari tahu lagi,” kata Leli.
Menurut Leli, Dinkes Kabupaten Garut juga masih terus menelusuri kontak erat pasien, melakukan skrining dan tes swab, serta mengambil sampel pasien yang diduga terpapar difteri.
Upaya itu disebut tidak hanya dilakukan di Kecamatan Tarogong Kidul, melainkan juga di Kecamatan Pangatikan.
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Garut, per Rabu (22/2/2023), di Kecamatan Tarogong Kidul dilaporkan tercatat satu kasus konfirmasi positif difteri, satu kasus observasi, dan satu kasus suspek difteri.
Sementara di wilayah Kecamatan Pangatikan dilaporkan enam kasus konfirmasi positif difteri, lima kasus observasi, dan tiga kasus suspek. Selain itu, dilaporkan tujuh kasus meninggal dunia diduga karena difteri, tapi tanpa ada catatan medis yang lengkap (link epidemiologi).