Senin 27 Feb 2023 14:17 WIB

Pintu Air Kuro Akan Direkonstruksi Sebagai Upaya Atasi Banjir Lamongan

Pengerjaan Pintu Air Kuro dikebut menggunakan biaya tak terduga.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
 Sejumlah warga mulai mengungsi ke rumah keluarga meraka saat banjir menggenangi Desa Truni, Babat, Lamongan, Jawa Timur, Rabu (10/4).
Sejumlah warga mulai mengungsi ke rumah keluarga meraka saat banjir menggenangi Desa Truni, Babat, Lamongan, Jawa Timur, Rabu (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku telah merumuskan langkah untuk mengantisipasi banjir di Kabupaten Lamongan yang disebabkan luapan Sungai Bengawan Jero. Khofifah mengaku telah berkoordinasi dengan Pemkab Lamongan dan memutuskan untuk merekonstruksi Pintu Air Kuro yang saat ini kondisinya sudah rapuh dan bocor.

Khofifah menyatakan, pintu air yang dibangun sejak zaman Belanda tersebut perlu segera ditangani. Sebab Pintu Air Kuro merupakan salah satu titik simpul penyebab banjir akibat luapan Bengawan Solo di Kabupaten Lamongan. Tak hanya itu, Khofifah juga menekankan pentingnya keberadaan pompa air untuk menyeimbangkan sirkulasi air.

Baca Juga

"Pintu air Kuro itu menurut penjelasan dari tim teknis merupakan salah satu yang cukup signifikan. Saya kemudian tanya berapa tingkat efektivitas pengurangan banjir di sini jika Pintu Kuro diselesaikan. Berapa anggarannya dan berapa lama pengerjaannya," kata Khofifah, Senin (27/2/2023).

Terkait anggaran, Khofifah mengambil kebijakan agar pengerjaan Pintu Air Kuro dikebut dengan menggunakan BTT (Biaya Tidak Terduga) sharing antara Pemkab Lamongan dan Pemprov Jatim yang totalnya mencapai Rp 65 miliar. Sepertiga anggaran berasal dari Pemkab Lamongan, sedangkan sisanya dari Pemprov Jatim.

Khofifah pun meminta agar proses pengerjaan bisa diselesaikan secepat mungkin. Sebab, banjir di Kabupaten Lamongan akibat luapan Sungai Bengawan Jero tersebut bisa menggenang berbulan-bulan lamanya. Maka dari itu, lanjut Khofifah, harus diambil langkah yang bisa memberikan dampak signifikan.

"Sungai Bengawan Jero merupakan bagian dari BBWS Bengawan Solo maka kewenangan sesungguhnya ada di pusat. Sudah tiga tahun kita mengajukan ke Kementerian PUPR supaya mendapatkan prioritas penanganan," ujarnya.

Khofifah pun menyatakan akan segera meminta izin kepada Kementerian PUPR agar rekonstruksi Pintu Air Kuro bisa dikerjakan oleh Pemprov Jatim dan Pemkab Lamongan. Khofifah mengatakan, ke depan, titik-titik simpul lainnya seperti DAM Tambak Ombo dan lainnya juga akan segera diurai hingga banjir di Kabupaten Lamongan benar-benar tuntas terselesaikan.

"Kita berharap BBWS Bengawan Solo juga akan melakukan normalisasi dan dari pusat juga akan memberi atensi program penanganan banjir luapan Bengawan Solo yang bisa menggenangi beberapa perkampungan di Kecamatan Deket dan Glagah, bahkan berbulan-bulan," kata Khofifah.

Khofifah juga berharap langkah yang diambil mendapat penguatan anggaran dari pemerintah pusat sesegera mungkin. Terkait rekonstruksi Pintu Air Kuro, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim dan Pemkab Lamongan akan menanganinya dengan seizin pemerintah pusat, karena msrupakan kewenangan pusat.

"Kita berharap ini akan menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi banjir yang genangannya bisa bulanan ini," ujarnya.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menyampaikan, ada dua kunci untuk menangani banjir di Kabupaten Lamongan. Yakni dengan peremajaan Pintu Air Kuro dan DAM Tambak Ombo. "Sekarang kita akan fokus di Pintu Air Kuro. Sebab kondisinya lama dan rapuh. Sehingga sesegera mungkin harus ditangani," ujarnya.

Baca juga : Kali Ciliwung Meluap, Banjir Kepung Warga Kampung Melayu

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement