REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, meminta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di bawah kepemimpinan Erick Thohir untuk jangan terjebak dalam paradigma etos kerja lama dengan cara pandang jangka pendek. Ketua PSSI beserta segenap jajaran kepengurusan baru harus lebih fokus pada terobosan-terobosan dengan peletakan fondasi pokok-pokok transformasi persepakbolaan nasional.
"Sejak lama, Komisi X DPR RI punya concern menyangkut soal isu prioritas antara prestasi atau industri yang lebih didahulukan. Dari pengalaman panjang kita, prestasi tidak bisa dicetak dalam waktu sekejap. Ini harus jadi cara pandang baru kita," kata Huda dikutip dari laman Komisi X DPR RI, Ahad (5/3/2023).
Fondasi-fondasi itu, menurut dia, salah satunya dapat berupa terselenggaranya kompetisi yang digelar secara fair. Lalu, penyelenggaraan kompetisi-kompetisi untuk pembinaan pesepak bola muda dengan berkualitas yang berjenjang, dari level akar rumput, hingga pembenahan aspek wasit.
"Saya membayangkan masih butuh waktu 15 tahun ke depan untuk mencapai prestasi. Karena waktu masih panjang untuk berprestasi, yang terbaik bagi Erick Thohir adalah meletakkan fondasi-fondasi kebijakan yang transformatif bagi masa depan pengelolaan sepak bola kita," kata Huda.
Sementara itu, pengamat sepak bola, Kesit Handoyo menyambut dengan optimisme kepengurusan PSSI baru di bawah kepemimpinan Erick Thohir sebagai ketua umum PSSI terpilih. Dia melihat latar belakang Erick Thohir sangat mumpuni, dan memang sudah dikenal luas di dunia olah raga walaupun basisnya di dunia olahraga basket.
"Namun, ketika kemudian menjadi presiden Inter Milan terlihat pengalamannya di dunia sepak bola level Eropa. Bahkan sebelumnya, Beliau pernah di balik layar kepengurusan Persija. Jadi secara figur apa yang dimiliki Erick Thohir ini sangat mumpuni,” kata dia.