REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pelaksanaan vaksinasi outbreak response imunization (ORI) yang dilakukan di Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, masih belum mencapai target. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut per 6 Maret 2023, cakupan vaksinasi ORI di wilayah yang ditemukan kasus difteri itu baru mencapai 49,36 persen atau 5.542 anak dari sasaran 11.228 anak.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, mengakui, pelaksanaan vaksinasi tak sesuai target ditetapkan sebelumnya, yaitu vaksinasi rampung dalam waktu sepekan. Salah satu penyebabnya adalah masih ada warga yang tak mau anaknya divaksin ORI.
"Mereka menolak vaksinasi karena berbagai alasan. Ada yang karena takut anaknya demam, karena kepercayaan, ada juga karena orang tua bekerja di kebun," kata Leli saat dikonfirmasi Republika, Selasa (7/3/2023).
Menurut dia, pihaknya sudah berupaya memberi pemahaman kepada masyarakat untuk melakukan vaksinasi ORI. Sebab, vaksinasi itu dinilai dapat mencegah penularan penyakit difteri.
Leli mencontohkan, timnya bahkan telah menyediakan pelayanan vaksinasi di malam hari untuk warga yang bekerja saat siang hari. Pelaksanaan vaksinasi ORI malam hari dilakukan apabila ada kesepakatan dengan warga di satu lokasi. Itu pun sudah pernah dilakukan di sebuah kampung, Kecamatan Pangatikan, pada pekan lalu.
"Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak vaksinasi," ujar dia.
Dalam melaksanakan vaksinasi ORI ini, Leli mengatakan, pihaknya akan membuat strategi baru. Salah satunya adalah dengan mengajak para pimpinan daerah untuk langsung meninjau pelaksanaan vaksinasi.
"Seperti tadi kami libatkan Ibu Bupati. Besok juga rencananya Pak Wakil Bupati akan terjun langsung ke lokasi," kata dia.
Selain itu, pihaknya juga menggandeng sejumlah organisasi untuk terlibat menyukseskan pelaksanaan vaksinasi dengan memberikan bingkisan untuk peserta. Dengan begitu, diharapkan minat warga untuk melaksanakan vaksinasi ORI dapat meningkat.
"Mudah-mudahan sepekan ini bisa selesai vaksinasi," kata Leli.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut sendiri telah menetapkan kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus difteri yang terjadi di daerah itu. Berdasarkan data terakhir, terdapat 11 kasus positif difteri di Kabupaten Garut. Selain itu, ada 29 kasus suspek difteri dan delapan orang meninggal dunia diduga akibat difteri.