Rabu 08 Mar 2023 07:33 WIB

Bank Jatim Siapkan Dana Rp 1 Triliun untuk KUB

Akan ada tiga BPD yang akan bergabung lagi dalam KUB selain NTB Syariah.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman bersama direksi lainnya menggelar konferensi pers paparan kinerja sepanjang 2022 di Hotel Alila SCBD, Selasa (7/3/2023).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman bersama direksi lainnya menggelar konferensi pers paparan kinerja sepanjang 2022 di Hotel Alila SCBD, Selasa (7/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur atau Bank Jatim berencana untuk menyasar BPD lain untuk bergabung dalam kelompok usaha bank (KUB). Untuk merealisasikan hal tersebut, Direktur Keuangan, Treasury, dan Global Services Bank Jatim Edi Masrianto memastikan sudah menyiapkan dana tersendiri.

"Kami siapkan dana sekitar Rp 1 triliun di KUB," kata Edi dalam konferensi pers paparan kinerja 2022 di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (7/3/2023).

Baca Juga

Busrul menyebut, akan ada beberapa BPD yang akan bergabung karena memilkki visi misi yang sesuai dalam pengelolaan costumer. Dia memproyeksikan akan ada tiga BPD yang akan bergabung lagi selain NTB Syariah.

"Ada (BPD) yang gerak cepat, ada yang harus komunikasi dengan pemegang saham pengendalinya," ucap Edi.

Edi memastikan, KUB menjadi salah satu kolaborasi yang diharapkan akan memberikan kontribusi kepada kedua belah pihak. Menurutnya, BPD seharusnya bisa melakukan kerja sama sesuai local wisdom masing-masing.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman memastikan akan terus bergerak untuk melakukan kerja sama dengan BPD lain. Khususnya dengan BPD yang sekiranya membutuhkan penambahan modal.

"Kami menyasar BPD yang perlu tambahan modal di wilayah Indonesia Timur. Kami alokasikan dana dengan CAR 24 persen, cukup longgar untuk penyertaan KUB ini," jelas Busrul.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement