Rabu 08 Mar 2023 17:41 WIB

BPIP Minta Pendidikan Pancasila Segera Masuk Mata Ajar Perguruan Tinggi

BPIP akan membuat mata ajar Pendidikan Pancasila dalam Bahasa Arab dan Inggris.

Rakernas Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama yang dihadiri pejabat negara dan daerah yakni Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi, Nadim Makarim, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, Ketua PBNU, Gus Yahya, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, Wakil Gubernur Sumatera Utara, Kapolda Sumatera Utara, dan pejabat lainnya.
Foto: Dok. BPIP
Rakernas Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama yang dihadiri pejabat negara dan daerah yakni Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi, Nadim Makarim, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, Ketua PBNU, Gus Yahya, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, Wakil Gubernur Sumatera Utara, Kapolda Sumatera Utara, dan pejabat lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof KH Yudian Wahyudi, meminta agar mata ajar Pancasila bisa masuk dalam bahan mata ajar 2023/2024 dapat segera diterapkan oleh Kemendikbudristek. Yudian menekankan, BPIP sudah menyelesaikan bahan mata ajar Pendidikan Pancasila bagi Perguruan Tinggi dan sudah siap untuk diedarkan kepada mahasiswa untuk dipelajari.

"Saya sudah menyampaikan kepada Mendikbudristek agar segera dimasukkan dalam bahan mata ajar," ujar Yudian, saat menghadiri acara Rakernas Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdatul Ulama, Rabu (8/3/2023).

Baca Juga

Yudian mengaku, bahan mata ajar Pendidikan Pancasila  nantinya akan dibuat dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Saat ini, sudah ada dalam Bahasa Indonesia.

"Kami menginginkan agar bisa 4 (empat) kali lipat lebih baik lulusan Nahdatul Ulama agar tidak tertinggal dengan negara lainnya. Sehingga daya saing lulusan Nahdatul Ulama bisa menjadi lulusan terbaik," ungkapnya.

"Maka NU tidak boleh terlepas dengan meneladani kelebihan para Nabi (Nabi Daud, strategi perang; Nabi Nuh, teknologi perkapalan; Nabi Sulaiman, ahli melestarikan flora dan fauna), dengan penguatan melalui SMA IPA, dan jurusan teknik", tambahnya.

Sementara itu, Wakil Kepala BPIP, Dr Drs Karjono, mengajak audiens merefleksikan konsep pembangunan Bung Karno. Ia menjelaskan, pembangunan yang dimaksud oleh Bung Karno yakni membangun suatu negara dengan membangun teknik, membangun pertahanan, namun yang paling utama untuk membangun bangsa adalah membangun jiwa bangsa atau 'Nation and Charakter Building'.

"Orang pintar itu saat disandingkan dengan orang benar, tidak semua orang pintar itu benar, dan tidak semua orang benar itu pintar. Lebih baik jadi orang benar walaupun tidak pintar. Namun akan lebih berbahaya jadi orang pintar tetapi tidak benar," tegasnya.

Karjono menyampaikan, dalam Perpres 4 tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN) sudah ada dalam kurikulum, mata ajar Pancasila untuk perguruan tinggi dan sudah ditetapkan oleh Mendikbud terkait mata ajar Pancasila mulai dari PAUD sampai dengan Perguruan Tinggi, khususnya dari pendidikan dasar sampai dengan menengah.

"Bahan mata ajar itu (Pancasila) akan sesegera mungkin diimplementasikan sehingga kami sudah menyiapkannya berdasarkan peraturan tersebut," ucapnya.

Di sisi lain, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), mengajak Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) mengembangkan ilmu pengetahuan untuk mencapai kemuliaan dalam kehidupan umat manusia pada masa depan.

"Kita punya mandat untuk berjuang agar ilmu pengetahuan kita kembangkan untuk disumbangkan sebagai upaya mencapai kemuliaan masa depan umat manusia”, kata Gus Yahya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement