Sabtu 11 Mar 2023 16:48 WIB

Mahfud Md Tegaskan Misteri Rp 300 Triliun Bukan Korupsi, Tapi..

Mahfud sering bekerja sama dengan Sri Mulyani dalam kasus pemberantasan korupsi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Menko Polhukam Mahfud Md
Foto: Republika/Prayogi
Menko Polhukam Mahfud Md

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md menegaskan kembali soal dugaan transaksi janggal sebesar Rp 300 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Ia menyatakan, transaksi itu tidak terkait korupsi, tapi pencucian uang.

"Sebenarnya saya kan yang ngomong Rp 300 triliun itu bicara tentang pencucian uang, bukan korupsi," ujar Mahfud dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Sabtu (11/3/2023).

Baca Juga

Ia pun menjelaskan, pernyataannya yaitu ratusan pegawai Kemenkeu memiliki transaksi aneh, sehingga diduga transaksi tersebut bentuk pencucian uang.

"Coba dibuka lagi (pernyataan Mahfud sebelumnya), ada transaksi aneh yang melibatkan sekian ratus pegawai Kemenkeu. Diduga sebagai pencucian uang, bukan korupsi," tegasnya.

Mengenai dugaan korupsi, ia yakin Kemenkeu telah memiliki sistem penanganan sendiri. Dirinya pun merasa senang dengan ketegasan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

"Saya merasa gembira, tidak kehilangan Bu Sri Mulyani. Tidak kehilangan ketegasan dan bangunan logika dalam menerangkan, sehingga kita semua menjadi paham," tutur dia.

Mahfud juga mengaku, sering bekerja sama dengan Sri Mulyani dalam kasus pemberantasan korupsi. Di antaranya masuk tim Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) bersama Menkeu.

Menanggapi itu, Sri Mulyani mengaku senang pula karena Mahfud mendukung dan meyakinkan Kemenkeu di bawah kepemimpinannya.

"Saya sangat senang dapat dukungan dari Pak Mahfud, kemarin berdua (Sri Mulyani dan Mahfud) ada di tim BLBI, akan terus jalankan sampai akhir tahun ini," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement