REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pasar obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasury mengalami volatilitas ekstrem akibat kegagalan Silicon Valley Bank (SVB). Investor khawatir butuh waktu lama sampai pasar obligasi kembali tenang.
Salah satu ukuran volatilitas US Treasury yakni indeks ICE BoFA MOVE yang melonjak melewati tingkat tertingginya di masa pandemi dan kini berada di tingkat yang pernah terlihat saat krisis finansial. Imbal hasil surat utang dua tahun AS pada Senin (13/3/2023) sore waktu setempat turun ke titik terendahnya sejak Oktober 1987 sementara imbal hasil obligasi 10 tahun turun ke titik terendah sejak 3 Februari.
Investor ingin menurunkan US Treasury saat Gubernur Bank Sentral AS (Fed) Jerome Powell memberitahu anggota parlemen, Fed mungkin harus menaikkan suku bunga di atas yang diperkirakan sebelumnya untuk mendinginkan pertumbuhan dan menahan inflasi. Pernyataan ini mendorong imbal hasil US Treasury ke harga tertinggi.
Namun, kegagalan SVB dan Signature Bank memaksa investor mengubah posisi mereka saat Fed diperkirakan akan menahan atau memperlambat kenaikan suku bunga untuk menghindari tekanan lebih besar pada sektor perbankan. Saat investor menumpuk US Treasury, imbal hasilnya anjlok.
"Sebagian peserta pasar tidak mengalami rezim saat Fed menaikkan suku bunga atau ada bank yang gagal, apalagi terjadi di saat bersamaan," kata Chief Investment Officer Typhon Capital Management David Klusendorf dikutip dari Reuters.