REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada bulan Ramadhan 1444 H, NU Care-LAZISNU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggulirkan program Ramadhan Menggembirakan. Direktur NU Care-LAZISNU PBNU, Qohari Cholil memaparkan berbagai kegiatan utama dalam Ramadhan 1444 Hijriah.
Qohari menuturkan Talkshow Ramadhan bertujuan sebagai penguatan edukasi dan literasi kepada masyarakat umum tentang dunia keuangan dan ekonomi syariah. Termasuk filantropi Islam (ZIS dan dana sosial keagamaan lainnya) sebagai fondasi yang dapat menjadi penopang pemberdayaan ekonomi di kalangan umat Islam.
“Kegiatan ini berbentuk Talkshow di sejumlah kanal media TV elektronik maupun online, seperti TV Nasional, TVNU, SwaraNU, TV9, TV daerah, dan sejumlah media Poadcast,” ungkapnya, dalam keterangan persnya, Kamis (23/03/2023).
Talkshow mengundang sejumlah narasumber yang ahli di bidang filantropi Islam. Selain bincang-bincang, dalam acara ini disertai juga ajakan berdonasi dan tampilan musik.
Kegiatan berikutnya, berbagi Takjil dan Buka Puasa. Kegiatan ini dilaksanakan selama bulan Ramadhan 1444 H dengan membagikan takjil dan makanan buka puasa, yang bekerja sama dengan sejumlah masjid di Jabodetabek dan wilayah jaringan LAZISNU.
Selanjutnya, kado Lebaran untuk Penyintas Bencana. Menurut Qohari kegiatan ini bertujuan untuk menghibur keluarga penyintas bencana agar tetap bisa merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan gembira.
“Kado Lebaran ini didistribusikan ke sejumlah tempat penyintas gempa dan bencana banjir di Indonesia, mulai dari gempa bumi Cianjur, gempa bumi Papua, serta korban bencana lainnya baik di dalam maupun luar negeri, seperti gempa di Turki-Suriah,” ungkapnya.
Melalui bentuk program Senyum Mustahik, NU Care-LAZISNU berharap dapat meringankan beban kelompok masyarakat yang tergolong fakir-miskin untuk bisa lebih khusyuk dan istiqamah dalam menjalankan ibadah puasa. “Senyum mustahik direalisasikan dalam bentuk pembagian sembako, paket buka puasa, dan penyaluran zakat fitrah,” imbuhnya.
Kriteria penerima manfaat senyum mustahik adalah para guru ngaji, marbot masjid, keluarga prasejahtera, pejuang nafkah keluarga lainnya, warga penyintas bencana, anak yatim, piatu atau yatim piatu, para janda lansia/duafa.
Kegiatan lain yakni, Berbagi Bingkisan dan Al-Quran untuk Difabel. Qohari mengatakan penyandang difabel seringkali luput dari perhatian dan empati masyarakat. “Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas empati kepada kelompok masyarakat yang seringkali luput dari perhatian kita, yaitu kelompok masyarakat difabel. Kita perlu membersamai mereka agar merasakan keberkahan dan kemulian bulan Ramadhan. Bingkisan ini dikirimkan bekerja sama dengan SLB Ma’arif NU dan komunitas difabel,” urainya.
Terakhir, pengiriman Dai Ambasador ke Korea Selatan dan Hong Kong. Untuk menyebarkan Islam wasathiyah pada bulan Ramadhan 1444 ini, juga dilakukan pengiriman sejumlah dai ke masjid di Korea Selatan dan Hong Kong. Program ini bekerja sama dengan Lembaga Dakwah (LD) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Lembaga Takmir Masjid PBNU, dan Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi).