Sabtu 25 Mar 2023 22:15 WIB

Moeldoko Dorong Perguruan Tinggi Aplikasikan Hasil Riset

Moeldoko memahami hasil penelitian yang belum teraplikasikan disebabkan beberapa hal.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erdy Nasrul
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan pengantar dalam acara Catatan Akhir dan Awal Tahun Kantor Staf Presiden (KSP) di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (27/12/2022). KSP menyampaikan laporan kinerja 2022 dan target kerja 2023 dalam acara catatan akhir dan awal tahun yang mengangkat tema Siap Mengawal.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan pengantar dalam acara Catatan Akhir dan Awal Tahun Kantor Staf Presiden (KSP) di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (27/12/2022). KSP menyampaikan laporan kinerja 2022 dan target kerja 2023 dalam acara catatan akhir dan awal tahun yang mengangkat tema Siap Mengawal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan kritiknya terhadap hasil penelitian yang sering kali berakhir di meja laci kampus-kampus. Padahal tidak sedikit hasil penelitian dari perguruan tinggi berpotensi menjadi alat pengungkit bagi kebaikan masyarakat jika diaplikasikan dengan baik.

Meskipun begitu, Moeldoko memahami hasil penelitian yang belum teraplikasikan disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah tidak adanya kerja sama antara institusi pendidikan tinggi dengan pihak swasta sebagai pengembang.

Baca Juga

"Sektor swasta perlu diajak bekerja sama untuk mengembangkan hasil riset para peneliti perguruan tinggi. Jadi dari kerja sama badan usaha dan perguruan tinggi ini, apa yang dilakukan oleh para peneliti bisa dinikmati oleh masyarakat umum, sehingga hasil risetnya punya daya ungkit yang baik di masyarakat," kata Moeldoko, dikutip dari siaran pers KSP pada Sabtu (25/3).

Hal ini disampaikannya dalam kuliah umum terkait ketahanan pangan di Universitas Jember (UNEJ), Jawa Timur, Jumat (24/3).

Moeldoko juga menyampaikan apresiasinya untuk Universitas Jember yang telah memiliki banyak inovasi di bidang pangan. Walaupun begitu, Purnawirawan Panglima TNI ini tetap berharap agar inovasi peneliti dari UNEJ bisa diaplikasikan untuk memajukan petani.

"Upaya-upaya akademik yang dikembangkan oleh UNEJ menjawab dan sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Presiden. Maka dunia perguruan tinggi harus bekerja sama demi peningkatan daya riset dalam memajukan petani," imbuhnya.

Beberapa hasil riset di bidang pangan dari Universitas Jember adalah Modified Cassava Flours atau MOCAF, tebu varietas tahan kekeringan serta kedelai Baluran.

MOCAF, misalnya, hasil riset yang diinisiasi oleh Prof. Ahmad Subagyo dari Fakultas Pertanian UNEJ ini adalah hasil modifikasi dari tepung singkong yang proses pembuatannya dilakukan dengan metode fermentasi. Tepung ini dapat menjadi bahan pangan alternatif pengganti tepung terigu yang dibuat dari gandum impor.

Di akhir kuliah, Moeldoko berpesan agar civitas akademika juga merangkul petani sebagai mitra. Ini artinya, para petani perlu diberikan pendidikan dan pembimbingan secara konsisten.

"Persoalan pertanian kita adalah tanah, modal, teknologi. Petani kita itu tidak mudah menerima teknologi. Bagi mereka, seeing is believing. Mereka percaya kalau mereka sudah melihat. Panjang perjuangan untuk memahamkan petani. Kita perlu sabar dan juga konsisten," kata Moeldoko.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement