Selasa 28 Mar 2023 13:57 WIB

Awal dari Akhir Israel?

Warga Arab berharap konsekuensi lebih luas bagi Israel

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Para pengunjuk rasa berkumpul di luar Knesset menjelang protes massal di Yerusalem, Israel,  Senin (27/3/2023). Protes massal telah diadakan di Israel selama 12 minggu menentang rencana pemerintah untuk mereformasi sistem peradilan dan membatasi kekuasaan Mahkamah Agung Israel.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Para pengunjuk rasa berkumpul di luar Knesset menjelang protes massal di Yerusalem, Israel, Senin (27/3/2023). Protes massal telah diadakan di Israel selama 12 minggu menentang rencana pemerintah untuk mereformasi sistem peradilan dan membatasi kekuasaan Mahkamah Agung Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kekacauan politik di Israel menarik perhatian warga Arab. Hal ini terlihat dari ketertarikan warga Arab menyaksikan protes, pemogokan dan kekacauan politik atas rencana pemerintah untuk merombak peradilan lewat lembaga-lembaga penyiaran.

Krisis ini menarik pembicaraan dari saluran pan-Arab Aljazirah hingga al-Manar yang dijalankan oleh kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran. Dalam laporan al-Manar tajuk utama di situs webnya menyatakan bahwa kelumpuhan total telah menimpa musuh karena aksi serangan.

Beberapa orang Arab berharap krisis itu akan menyebabkan kematian politik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Sedangkan yang lain mengungkapkan harapan akan konsekuensi yang lebih luas bagi Israel. Kaum Yahudi Zionis berperang dengan kelompok Arab setelah didirikan pada 1948 dan menduduki tanah yang dicari orang Palestina untuk sebuah negara.

"Sebagai warga negara Arab saya pikir ini adalah awal dari akhir Israel, insya Allah," kata warga Yordania Qusai al-Qaisi.