Kamis 30 Mar 2023 16:38 WIB

Wapres Minta Tiga Kawasan Industri Halal Dioptimalkan

KIH di Cikande, Bintan dan Sidoarjo harus mampu tingkatkan geliat industri halal

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Presiden Maruf Amin mengingatkan perlunya mengoptimalkan kawasan industri halal (KIH) yang ada saat ini, yakni di Cikande, Bintan, dan Sidoarjo. Menurut Kiai Maruf, keberadaan KIH harus mampu meningkatkan geliat industri halal di Indonesia.
Foto: Dok.BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin mengingatkan perlunya mengoptimalkan kawasan industri halal (KIH) yang ada saat ini, yakni di Cikande, Bintan, dan Sidoarjo. Menurut Kiai Maruf, keberadaan KIH harus mampu meningkatkan geliat industri halal di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan perlunya mengoptimalkan kawasan industri halal (KIH) yang ada saat ini, yakni di Cikande, Bintan, dan Sidoarjo. Menurut Kiai Ma'ruf, keberadaan KIH harus mampu meningkatkan geliat industri halal di Indonesia.

"Pekerjaan rumah selanjutnya adalah mengoptimalkan kawasan industri ini agar berkembang dan menggeliat dengan industri pengolahan produk halal berorientasi ekspor," ujar Kiai Ma'ruf saat memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Islam Ar-Raniry Banda Aceh, Kamis (30/3/2023).

Ma'ruf menilai upaya ini juga bentuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi pusat produsen halal dunia pada 2024. Menurutnya, populasi muslim dunia yang mencapai 1,9 miliar orang pada tahun 2021 diikuti belanja produk halal sekitar 2 triliun dolar AS dan akan terus tumbuh mencapai 2,4 triliun dolar AS tahun 2024 harus dilihat sebagai peluang untuk Indonesia.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia ini menegaskan Indonesia tidak boleh hanya menjadi konsumen produk halal yang saat ini pengeluaran mencapai 184 miliar dolar AS tahun 2020 atau 11,34 persen dari pengeluaran global.

Dia menyampaikan seiring pertumbuhan ekonomi, pengeluaran ini diperkirakan akan mencapai 281,6 miliar dolar AS pada 2025. "Di satu sisi, besarnya potensi ekonomi ditambah populasi muslim terbesar di dunia yang kita miliki, tentu selayaknya menjadi pemacu agar kita tidak sekadar menjadi pasar bagi produk halal," ujar Ma'ruf.

"Bangsa Indonesia harus mampu menjadi pemain utama sebagai produsen dan layanan halal terkemuka di dunia. Bahkan ke depan, kita ingin Indonesia menjadi pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah," ujarnya.

Ma'ruf pun bersyukur dalam kurun 2 tahun terakhir, industri halal mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Di antaranya, empat sektor unggulan Halal Value Chain (HVC), yaitu pertanian, makanan halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim, terus bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan PDB nasional.

"Pada kuartal III tahun 2022, pertumbuhan sektor HVC mencapai 5,5 persen, naik dari kuartal sebelumnya sebesar 4,73 persen, atau naik sekitar 3 kali lipat dari kuartal III tahun 2021," kata Ma'ruf.

Ma'ruf pun meminta dukungan dan kerja sama seluruh pemangku kepentingan, pelaku usaha, perbankan, media, masyarakat dan dunia pendidikan atau perguruan tinggi untuk meningkatkan ekonomi syariah ini. Sebab, dia mengakui jalan panjang untuk membangun ekonomi dan keuangan syariah.

Karena itu, dia berharap UIN Ar-Raniry mampu mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan mengisi pembangunan berbagai bidang, utamanya terkait ekonomi dan keuangan syariah.

"UIN Ar-Raniry agar terus mendorong para dosen dan mahasiswanya untuk mengkaji dan meneliti berbagai aspek ekonomi dan keuangan syariah. Begitu pula, saya minta UIN Ar-Raniry dapat menjalin kerja sama dengan universitas lain, untuk pengembangan ekonomi keuangan syariah," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement