Senin 03 Apr 2023 14:33 WIB

Korsel, AS dan Jepang Adakan Latihan Anti-Kapal Selam Korea Utara

Latihan itu dilakukan ketika Korut baru-baru ini meluncurkan jenis hulu ledak nuklir.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
 FILE - Kapal selam tenaga nuklir Virginia USS Colorado (SSN 788) terlihat sebelumnya pada upacara komisioning di Naval Submarine Base New London di Groton, Conn., 17 Maret 2018. Australia akan membeli  Kapal selam bertenaga nuklir Virginia  buatan A.S. Kapal selam serang bertenaga nuklir untuk memodernisasi armadanya, kata seorang pejabat Eropa dan orang yang mengetahui masalah tersebut pada Kamis (9/3/2023), di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.
Foto: Dana Jensen/The Day via AP, File
FILE - Kapal selam tenaga nuklir Virginia USS Colorado (SSN 788) terlihat sebelumnya pada upacara komisioning di Naval Submarine Base New London di Groton, Conn., 17 Maret 2018. Australia akan membeli Kapal selam bertenaga nuklir Virginia buatan A.S. Kapal selam serang bertenaga nuklir untuk memodernisasi armadanya, kata seorang pejabat Eropa dan orang yang mengetahui masalah tersebut pada Kamis (9/3/2023), di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL --Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel), AS, dan Jepang memulai latihan anti-kapal selam pertama mereka dalam enam bulan pada Senin (3/4/2023). Latihan ini untuk meningkatkan koordinasi mereka melawan kekuatan ancaman rudal Korea Utara yang terus meningkat, kata militer Korea Selatan.

Latihan dua hari itu dilakukan ketika Korea Utara baru-baru ini meluncurkan jenis hulu ledak nuklir di medan perang, dan itu memicu kekhawatiran negara tersebut dapat melakukan uji coba nuklir pertama sejak 2017.

Baca Juga

Latihan maritim di perairan internasional di lepas pantai Pulau Jeju di Korea Selatan melibatkan kapal induk USS Nimitz bertenaga nuklir dan kapal perusak angkatan laut dari Korea Selatan, AS dan Jepang, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

Pelatihan itu diatur untuk meningkatkan kapasitas ketiga negara untuk menanggapi ancaman keamanan bawah laut yang ditimbulkan oleh rudal balistik yang diluncurkan kapal selam Korea Utara dan aset lainnya, kata pernyataan itu. Dikatakan ketiga negara akan mendeteksi dan melacak setiap perangkat militer bawah laut tak berawak Korea Selatan dan AS yang menyamar sebagai kapal selam musuh dan aset lainnya.