REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL --Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel), AS, dan Jepang memulai latihan anti-kapal selam pertama mereka dalam enam bulan pada Senin (3/4/2023). Latihan ini untuk meningkatkan koordinasi mereka melawan kekuatan ancaman rudal Korea Utara yang terus meningkat, kata militer Korea Selatan.
Latihan dua hari itu dilakukan ketika Korea Utara baru-baru ini meluncurkan jenis hulu ledak nuklir di medan perang, dan itu memicu kekhawatiran negara tersebut dapat melakukan uji coba nuklir pertama sejak 2017.
Latihan maritim di perairan internasional di lepas pantai Pulau Jeju di Korea Selatan melibatkan kapal induk USS Nimitz bertenaga nuklir dan kapal perusak angkatan laut dari Korea Selatan, AS dan Jepang, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
Pelatihan itu diatur untuk meningkatkan kapasitas ketiga negara untuk menanggapi ancaman keamanan bawah laut yang ditimbulkan oleh rudal balistik yang diluncurkan kapal selam Korea Utara dan aset lainnya, kata pernyataan itu. Dikatakan ketiga negara akan mendeteksi dan melacak setiap perangkat militer bawah laut tak berawak Korea Selatan dan AS yang menyamar sebagai kapal selam musuh dan aset lainnya.