REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang guru yang ditembak muridnya yang baru berusia 6 tahun mengajukan gugatan terhadap administrasi sekolah sebesar 40 juta dolar AS. Abigail Zwerner menuduh pihak sekolah mengabaikan peringatan dari staf dan murid bahwa siswa tersebut memiliki senjata api.
Penembakan di sekolah pada 6 Januari di Newport News tidak seperti penembakan di sekolah sebelumnya karena usia pelaku masih sangat kecil. Polisi mengatakan anak kelas satu itu menembak gurunya.
Gugatan, Selasa (4/4/2023) tersebut mengatakan Asisten Kepala Sekolah Richneck Elementary School Ebony Parker gagal menjalankan tugasnya melindungi Zwerner meski sudah ada beberapa laporan mengenai senjata api di properti sekolah dan kemungkinan seorang anak laki-laki membawa senjata api.
Parker tidak dapat dimintai komentar. Ia mengundurkan diri setelah penembakan terjadi.
Gugatan itu juga menyebut Dewan Sekolah Newport News, mantan pengawas sekolah George Parker yang dipecat usai penembakan dan mantan kepala sekolah Briana Foster Newton yang dipindahkan ke bagian lain, sebagai terdakwa.
Zwerner mengatakan para pemimpin sekolah tahu sejarah siswa kekerasan yang menembaknya pada siswa dan guru. Administrasi sekolah mengizinkan anak laki-laki itu kembali ke Richneck pada tahun 2022 setelah ia dipindahkan karena perilaku kasar.
Para pejabat sekolah mengakui mereka menerima peringatan mengenai senjata api yang dimiliki anak itu. Tapi saat dicari sekolah tidak menemukan senjata api pada anak tersebut.
Juru bicara Sekolah Negeri Newport News belum dapat dimintai komentar. Pengacara Parker dan Foster juga belum menanggapi permintaan komentar.
Polisi memuji Zwerner sebagai pahlawan karena mengevakuasi kelas setelah siswa itu menembakannya dengan pistol ia bawa dari rumah. Tembakan itu melukai lengan dan dadanya. Jaksa Virginia mengatakan ia tidak akan mengajukan gugatan hukum pada anak itu.
Namun menurut para pakar hukum ibu dari siswa tersebut dapat dimintai pertanggung jawaban. Bila terbukti ia tidak menyimpan senjata api dengan benar di rumah.
Dalam pernyataannya keluarga siswa tersebut mengatakan pistol yang digunakan menembak Zwerner digunakan "untuk keamanan" di rumah. Keluarganya mengatakan anak tersebut memiliki "disabilitas akut" dan dalam perawatan sekolah, salah satu orang tuanya selalu ikut ke kelas setiap hari.
Pekan penembakan terjadi merupakan pertama kalinya tidak ada orang tua yang ikut bersamanya ke kelas.