REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok menyebut jenis vaksin yang diberikan dalam program Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio saat ini berbeda dengan imunisasi rutin yang biasa diberikan kepada balita. Vaksin ini diberikan khusus untuk mencegah virus polio tipe 2 seperti kasus yang terjadi baru-baru ini di Purwakarta.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Depok, Umi Zakiati meminta para orang tua untuk mengikutsertakan anaknya dalam program ini. Imunisasi dalam program PIN polio disebutnya penting agar anak terhindar dari virus seperti yang terjadi di Purwakarta.
"Imunisasi rutin yang biasanya diberikan di puskesmas, posyandu atau rumah sakit itu jenis virusnya atau jenis vaksinnya adalah untuk mencegah atau memberikan perlindungan dari virus polio tipe 1 dan 3. Sedangkan kejadian luar biasa (KLB) di Purwakarta itu jenis virusnya polio tipe 2,"jelas Umi Zakiati kepada Republika.co.id, Rabu (5/4/2023).
Menurutnya, program Sub PIN polio ini merupakan tindakan pencegahan agar virus polio tidak meluas di tnegah masyarakat. Terutama pada bulan Ramadhan yang mendekati momen mudik lebaran, di mana mobilisasi masyarakat akan sangat tinggi.
"Dalam waktu dekat ini kan ada momen Idul Fitri di mana mobilisasi penduduk cukup tinggi dari semua daerah bisa bertemu dan ini menjadi potensi adanya transimisi virus. Mudah-mudahan dengan sudah diberikannya vaksin polio tetes ini pada anak usia 0-59 bulan, mereka bisa terlindungi sehingga penyebaran virus ini kita minimalisir atau kita cegah," katanya.
Sebelumnya, pada 14 Maret 2023 lalu, ditemukan kasus lumpuh layu akut di Kabupaten Purwakarta dengan hasil pemeriksaan laboratorium bahwa kasus tersebut terkait VDPV (Vaccine Derived Poliovirus) Tipe 2 dengan perubahan 30-31 nukleotida.
Dengan ditemukannya kasus polio VDPV 2 di Purwakarta, maka dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI) dengan memberikan vaksin Noval Oral Polio Vaccine Type 2 (NOPV2), yang diberikan dengan metode tetes kepada sasaran anak usia 0-59 bulan.