REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kambing merupakan salah satu hewan yang halal dikonsumsi bagi umat Islam. Namun, tahukah Anda, kambing ternyata bisa berubah menjadi tidak halal. Kok bisa?
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar, mengatakan gaya hidup halal bukan soal makanan dan pakaian saja, tapi termasuk soal pikiran halal. "Kalau pikiran kotor terus juga bukan lifestyle. Penuh dendam bukan lifestyle. Bukan hanya konkret tapi juga yang tersembunyi di hati kita," ujarnya dalam talkshow “My Halal Lifetyle, Republika Ramadhan Festival” Jumat (7/4/2023).
Menurut Prof Nasaruddin, halal dari segi makanan berarti zat yang dimakan harus halal, misalnya kambing halal dan babi haram. Namun, kambing juga kadang-kadang bisa menjadi haram kalau tidak disembelih dengan benar seperti membaca Bismillah. Kambing ini menjadi haram.
Begitu juga saat kambing tertabrak mobil, kemudian mati, dan langsung dikuliti dan dimakan, maka kambing tersebut menjadi haram. Prof Nasaruddin mengatakan kambing juga akan menjadi haram meskipun dipotong dengan membaca Basmallah, tapi ditujukan untuk seserahan berhala.
"Itu haram, makanan setan. Jangan dimakan," ujarnya.
Bukan hanya itu, kambing juga akan menjadi haram meski tujuan disembelih untuk yatim piatu dan disembelih dengan membaca Basmallah tapi uang yang buat beli kambing tidak halal. "Halal itu keseluruhannya. Semua yang bertentangan dengan hati nurani jauhi," ujarnya.
Dia menyarankan untuk meminta pandangan pada hati nurani, jangan pada pikiran. Pikiran tidak pernah objektif selalu subyektif.
"Yang objektif nurani. Pikiran kalau sedih tindakan menyedihkan. Kalau senang akan memberikan pembenaran. Kalau nurani sedih atau gembira akan jalan ditempat Makanya nurani harus tajam. Batin itu halal," ujarnya