Sabtu 08 Apr 2023 23:06 WIB

KH Nasaruddin: Alhamdulillah, Masjid Istiqlal Hemat Energi

Sebanyak 38 persen energi yang digunakan di Masjid Istiqlal dari solar system

Rep: Imas Damayanti/ Red: Lida Puspaningtyas
Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar memberikan sambutan dalam acara Republika Ramadhan Festival Semarak Ramadhan ICMI di Masjid Istiqlal, Jakata, Sabtu (8/4/2023). Pada kesempatan tersebut Republika bekerja sama dengan ICMI dan Masjid Istiqlal mengadakan beberapa acara antara lain Santunan pengajar dan hafidz quran dari staf ICMI,Pemberian penghargaan Nabawi award, Pemberian wakaf quran kepada organisasi masyarakat, masjid dan lembaga pendidikan serta Buka puasa bersama 5000 jamaah Masjid Istiqlal dan anggota ICMI.
Foto: Republika/Prayogi
Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar memberikan sambutan dalam acara Republika Ramadhan Festival Semarak Ramadhan ICMI di Masjid Istiqlal, Jakata, Sabtu (8/4/2023). Pada kesempatan tersebut Republika bekerja sama dengan ICMI dan Masjid Istiqlal mengadakan beberapa acara antara lain Santunan pengajar dan hafidz quran dari staf ICMI,Pemberian penghargaan Nabawi award, Pemberian wakaf quran kepada organisasi masyarakat, masjid dan lembaga pendidikan serta Buka puasa bersama 5000 jamaah Masjid Istiqlal dan anggota ICMI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar menjabarkan sejumlah penghargaan yang diterima masjid kebanggaan umat Islam Indonesia itu. Salah satunya adalah penghargaan rekor MURI sebagai satu-satunya masjid yang mewakafkan di bidang energi.

"Masjid Istiqlal menjadi satu-satunya masjid yang mewakafkan di bidang energi dan mendapat rekor MURI," kata Kiai Nasaruddin dalam agenda Nuzulul Quran atas kerja sama Republika, ICMI, dan Masjid Istiqlal, di Masjid Istiqlal, Sabtu (8/4/2023).

Baca Juga

Dia menjabarkan bahwa sebanyak 38 persen energi yang digunakan di Masjid Istiqlal berasal dari solar system yang dipasang. Adapun air yang digunakan, berdasarkan perhitungan pihak Istiqlal, dalam satu tahun dalam hitungan non-Ramadhan jumlah debit air yang digunakan sebanyak 75 juta liter per tahun--plus Ramadhan bisa mencapai 100 juta liter lebih.

Sehingga Kiai Nasaruddin mengatakan bahwa hal itu merupakan masalah tersendiri di Indonesia. Namun demikian di Masjid Istiqlal, kata dia, satu tetes saja air wudhu yang jatuh di Istiqlal itu tidak jatuh di tanah ataupun got. Semua air tersebut masuk ke tabung besar di belakang masjid dan bisa diminum.

"Dengan teknologi yang kita miliki, bisa diminum. Namun karena kita Madzhab Syafii, air mustamal dalam Imam Syafii tidak bisa diminum," ujarnya.

Sehingga dia bersyukur bahwa Masjid Istiqlal sudah dapat mengantisipasi problematika di masa kini dan masa depan. Bahkan, beliau menjabarkan, berdasarkan laboratorium internasional yang melakukan penelitian di masa Pandemi Covid-19, satu-satunya public space di Jakarta yang tidak ada virus corona adalah ruang utama Masjid Istiqlal.

Temuan beradasarkan penelitian tersebut, kata Kiai Nasaruddin, yakni di perputaran air di Istiqlal dari selatan yang penuh dengan pepohonan dibuang ke utara. Hal itu ternyata membuat virus corona tidak dapat masuk ke ruang utama.

"Maka poinnya, karena ada sematan cendikiawan dalam nama ICMI, maka ICMI harus menjangkau lapisan masyarakat untuk melakukan penguatan umat. Kami juga bersedia bahwa Masjid Istiqlal dijadikan laboratorium dalam rangka penguatan umat ke depannya," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement