Ahad 09 Apr 2023 23:54 WIB

Gelombang Keracunan Massal Kembali Landa Siswi di Iran

Keracunan massal melanda sejumlah wilayah di iran

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nashih Nashrullah
(Ilustrasi) bendera iran. Keracunan massal melanda sejumlah wilayah di iran
Foto: wikipedia.org
(Ilustrasi) bendera iran. Keracunan massal melanda sejumlah wilayah di iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Gelombang keracunan massal yang melanda siswi perempuan di Iran kembali terjadi. Puluhan siswa perempuan dilarikan ke rumah sakit di pinggiran Teheran pada Sabtu (8/4/2023).

Media lokal mengutip pejabat di wilayah Pardis, yang terletak 17 kilometer (105 mil) timur laut Teheran, mengatakan, siswa perempuan di Khayyam Girls School mengeluh tidak sehat setelah terjadi ledakan granat rakitan. Bau yang keluar dari ledakan membuat para siswi pusing. Setidaknya 15 siswi harus dibawa ke rumah sakit setempat.

Baca Juga

Beberapa laporan mengatakan gejalanya adalah "stres" yang disebabkan oleh ledakan tersebut.  Semua siswa telah keluar dari rumah sakit dan penyelidikan sedang dilakukan.

Dalam insiden lain yang dilaporkan dari Kota Ardabil utara pada Sabtu, dalam video yang dipublikasikan secara online menunjukkan sebuah ambulans berada di luar sekolah perempuan.

Kemudian pada hari yang sama, dokter di Pusat Darurat Medis Ardabil mengatakan kepada media, beberapa siswa mengeluhkan gejala seperti kecemasan, kesulitan bernapas dan sakit kepala. Mereka menerima perawatan di rumah sakit. Namun sebagian besar siswa telah keluar dari rumah sakit.

Dilansir Middle East Monitor, Ahad (9/4/2023), laporan keracunan juga muncul di dua sekolah perempuan di Provinsi Khuzestan pada Sabtu. Sejumlah siswa yang mengalami gejala keracunan segera dilarikan ke rumah sakit untuk menerima perawatan.

Kasus pertama dari keracunan berantai ini dilaporkan pada November di pusat Kota Qom. Ketika itu, puluhan siswi dirawat di rumah sakit setelah mengeluh mual, sakit kepala, kesulitan bernapas, batuk, dan nyeri tubuh.

Berawal dari Qom, penyakit misterius itu menyebar ke kota-kota lain, termasuk di Ibu Kota Teheran. Insiden peracunan ini mengirimkan riak kejutan di seluruh Iran.

Hingga 20 Maret, ketika tahun kalender Iran berakhir, setidaknya 1.200 siswi telah dirawat di rumah sakit di beberapa setelah mereka mengeluhkan gejala terkait keracunan.  Beberapa laporan menyebutkan angka rawat inap lebih tinggi.

 Kasus baru dari keracunan berantai ini pertama kali dilaporkan pekan lalu di Tabriz dan Qom.  Di Tabriz, sedikitnya 20 siswi dibawa ke rumah sakit setelah mengeluhkan masalah pernapasan.

Di Qom setidaknya tujuh siswa dirawat di rumah sakit karena sakit kepala dan pusing akibat bau karet yang terbakar. Kasus serupa juga dilaporkan di Provinsi Kerman pekan lalu. Setidaknya sembilan siswi dirawat di rumah sakit dan 10 lainnya menerima perawatan di rumah mereka di Kota Bardsir.

Bca juga: 6 Fakta Seputar Saddam Hussein yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Anti Israel  

Sebuah komite pencari fakta parlemen yang menyelidiki kasus tersebut dijadwalkan menyerahkan laporannya pada Mei. Pada Maret, Kementerian Dalam Negeri Iran mengumumkan penangkapan terhadap 100 orang di berbagai provinsi termasuk Teheran, Qom, Zanjan, Khuzestan, dan Azerbaijan Barat sehubungan dengan peracunan.

Kementerian Dalam Negeri telah diminta oleh Presiden Ebrahim Raisi untuk menyelidiki penyebab penyakit misterius itu. Kementerian Dalam Negeri yang mengutip hasil awal penyelidikan, mengatakan, penangkapan juga mencakup orang-orang yang berniat menutup sekolah dengan menggunakan zat berbau dan tidak berbahaya, yang mengakibatkan keracunan.   

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement