REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengasuh anak bukan perkara mudah. Orang tua harus mengetahui cara mengasuh anak pada setiap fase pertumbuhan mereka.
Orang tua juga harus memastikan bahwa anak mempelajari nilai-nilai dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan pada tahun-tahun berikutnya. Kestabilan emosi pada anak sangat penting karena akan berdampak lebih jauh pada pertumbuhan fisik dan mental mereka.
Psikoterapis Emily H Sanders mengatakan, mendengarkan anak dan memvalidasi perasaan mereka adalah kuncinya. Ini membantu menciptakan kedekatan dan keamanan dalam diri anak.
Setiap saat, orang tua harus memastikan bahwa emosi dan perasaan anak diakui. Ini akan membantu dalam ikatan dan kedekatan yang lebih baik dan akan membuat mereka merasa lebih aman mengungkapkannya dengan orang tua. Terkadang, anak suka menahan diri untuk tidak berbagi perasaan mereka. Berikut deretan alasannya, seperti dikutip dari laman Hindustan Times, Senin (10/4/2023):
1. Beban
Terkadang anak menjadi sadar akan kekhawatiran yang mungkin mereka timbulkan kepada orang tua mereka. Oleh karena itu, mereka menahan diri untuk tidak mengungkapkan perasaan jujur agar tidak mengganggu orang tua dengan perasaan mereka.
2. Sibuk
Orang tua mungkin tampak terlalu sibuk untuk didekati anak mereka. Oleh karena itu, anak berhenti membagikan perasaan mereka.
3. Masalah
Terkadang, yang diminta seorang anak hanyalah didengarkan. Dalam kebanyakan kasus, orang tua mencoba memecahkan masalah anak dibandingkan mendengarkan mereka.
4. Mengabaikan
Orang tua terkadang secara sadar atau tidak sadar, mengabaikan perasaan anak. Ini membuat mereka menahan diri untuk tidak berbagi hal-hal dengan orang tua.
5. Tidak hadir saat anak terpuruk
Orang tua harus memeriksa masalah begitu anak menceritakan masalah mereka. Ini akan membantu dalam menciptakan lebih banyak ikatan dan akan membuat anak lebih nyaman dalam membicarakan masalah dengan orang tuanya.