REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Cina pada Rabu (12/4/2023) memperingatkan bahwa aliansi keamanan yang semakin dalam antara Amerika Serikat (AS) dan Filipina tidak boleh membahayakan kepentingan keamanan dan teritorialnya. Cina juga mengecam ikut campur AS dalam sengketa teritorial yang telah lama membara di Laut Cina Selatan.
Pasukan Amerika dan Filipina menggelar latihan tempur bersama yang dimulai pada Selasa (11/4/2023) di Filipina. Menanggapi hal tersebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Wang Wenbin, mengatakan, latihan semacam itu tidak boleh menargetkan pihak ketiga mana pun, dan harus kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional.
Wang tidak mengatakan bagaimana Cina akan menanggapi jika menyimpulkan bahwa kerja sama keamanan AS-Filipina merugikan kepentingan inti Beijing.
Di Washington, menteri pertahanan dan menteri luar negeri AS dan Filipina bertemu pada Selasa untuk membahas pengembangan sembilan kamp militer Filipina. Dalam kesepakatan tersebut, pasukan Amerika telah diizinkan untuk tinggal tanpa batas waktu di bawah Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan 2014.
“Tempat-tempat ini akan mendukung latihan gabungan dan interoperabilitas antara pasukan kami untuk memastikan bahwa kami lebih siap menghadapi krisis di masa depan,” kata Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin.
Austin menambahkan, AS mengalokasikan lebih dari 100 juta dolar AS untuk membangun infrastruktur di lokasi pangkalan militer yang ditempati pasukan Amerika. Austin mengatakan dia juga berdiskusi dengan Menteri Pertahanan Filipina, Carlito Galvez terksit pengiriman peralatan pertahanan yang sangat dibutuhkan AS, termasuk radar, sistem udara tak berawak, pesawat angkut militer, dan sistem pertahanan pesisir dan udara ke Filipina selama lima hingga 10 tahun ke depan di bawah peta jalan bantuan keamanan.
Cina sangat menentang perjanjian itu. Cina menilai, perjanjian itu akan memungkinkan pasukan Amerika untuk mendirikan pangkalan militer dan pos-pos pengawasan di Filipina utara, tepatnya di seberang laut dari Selat Taiwan dan di provinsi-provinsi Filipina barat yang menghadap Laut Cina Selatan yang disengketakan.
Latihan Balikatan antara AS dan Filipina adalah yang terbesar sejak kedua belah pihak memulai latihan kesiapan tempur militer bersama pada awal 1990-an. Latihan militer ini akan berlangsung hingga 28 April dan melibatkan lebih dari 17.600 personel Amerika dan Filipina serta kontingen kecil Australia.
Dalam latihan tembakan langsung yang akan dilakukan sekutu untuk pertama kalinya, pasukan AS dan Filipina akan menenggelamkan sebuah kapal di perairan teritorial Filipina di lepas pantai Provinsi Zambales barat pada tanggal 26 April. Juru bicara Balikatan, Kolonel Michael Logico, mengatakan, ini merupakan latihan pengeboman dan serangan udara artileri pantai yang terkoordinasi.
"Presiden Ferdinand Marcos Jr. telah menerima pengarahan tentang latihan tembakan langsung dan berencana untuk menontonnya," kata Logico.
Logico mengatakan, di Palawan, yang menghadap ke Laut Cina Selatan, latihan tersebut akan melibatkan serangan pantai dan merebut kembali sebuah pulau yang direbut oleh pasukan musuh.
Latihan tersebut akan memamerkan kapal perang AS, jet tempur, rudal Patriot, peluncur roket HIMARS, dan Javelin anti-tank.
Latihan tersebut adalah tampilan terbaru dari kekuatan senjata Amerika di Asia. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden memperkuat aliansi untuk melawan Cina dengan lebih baik, termasuk dalam kemungkinan konfrontasi atas Taiwan. Hal ini sejalan dengan upaya Filipina di bawah kepemimpinan Marcos untuk mempertahankan kepentingan teritorialnya di Laut Cina Selatan.