REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengatakan minuman tradisional memiliki tantangan tersendiri untuk bersaing dengan kudapan kekinian. Karena itu, Kemenparekraf menilai pemasaran minuman tradisional harus lebih bergaya milenial dan mengikuti tren.
"Kita bangga dengan sudah pernah nyoba minuman kekinian, seperti boba, tapi memperkenalkan kuliner sendiri malah jadi tantangan," kata Ketua Tim Kerja Strategi, Monitoring, dan Kemitraan Kemenparekraf, Indri Wahyu Susanti dalam jumpa pers "10 tahun NutriSari W’dank Menghangatkan Indonesia" di Jakarta Pusat, Kamis (13/4/2023).
Indri mengatakan minuman tradisional harus terus mencoba mengenalkan diri kepada generasi muda. Ketika menjadi tren atau hits di dalam negeri, maka minuman tradisional itu mudah masuk ke pasar luar negeri.
"Ini juga membantu ngenalin minuman tradisional ke pasar luar negeri," ujar Indri.
Kemenparekraf mengatakan pemerintah cukup masif memanfaatkan kanal digital untuk memperkenalkan kekayaan Indonesia. "Kami tak mau ketinggalan, untuk mediaa digital lumayan masif. Kita paling manfaatkan media sosial," kata Indri.