Senin 17 Apr 2023 06:58 WIB

Buka Puasa Pakai Gorengan? Tahukah Anda, Seporsi Bakwan Hampir Setara 7-8 Sendok Nasi

Kalori yang masuk usai makan gorengan setara dengan kebutuhan kalori dalam 1x makan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Bakwan dan martabak. Seporsi bakwan disebut hampir setara dengan tujuh hingga delapan sendok nasi.
Foto: Republika/Reiny Dwinanda
Bakwan dan martabak. Seporsi bakwan disebut hampir setara dengan tujuh hingga delapan sendok nasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang berharap bisa menurunkan berat badan selama berpuasa Ramadhan. Namun pada kenyataannya, sebagian orang justru mengalami kenaikan berat badan meski sudah berpuasa.

Kenaikan berat badan ini bisa dipicu oleh pemilihan jenis makanan yang kurang tepat. Ketua Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Nurul Ratna Mutu Manikam menganjurkan orang-orang untuk mendapatkan asupan gizi yang seimbang selama berpuasa. Asupan bergizi seimbang mencakup makanan yang memenuhi makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak serta mikronutrien seperti vitamin dan mineral.

Baca Juga

Seperti anjuran Rasulullah SAW, berbuka puasa bisa diawali dengan mengonsumsi kurma. Kurma merupakan pilihan yang baik untuk berbuka puasa karena mengandung karbohidrat, serat, dan gula. Sajian kurma ini perlu dilengkapi dengan sumber protein seperti tempe, tahu, telur, atau susu.

Pada saat makan malam, dr Nurul menganjurkan orang-orang untuk makan sesuai dengan kaidah "Isi Piringku" dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Berdasarkan kaidah ini, satu piring makan perlu terdiri dari 50 persen buah dan sayur serta 50 persen karbohidrat dan protein.

Hanya saja, menu yang justru digemari oleh banyak masyarakat Indonesia saat berbuka puasa adalah gorengan seperti bakwan, tahu isi, dan sejenisnya. Padahal, kata dr Nurul, gorengan didominasi oleh tepung (karbohidrat) dan minyak (lemak). Satu porsi bakwan goreng misalnya, hampir setara dengan tujuh hingga delapan sendok nasi.

"Biasanya kita berbuka dengan banyak makan gorengan, misal sehabis makan bakwan, kita makan tahu isi, dan lainnya. Sehingga, kalorinya sudah sama dengan setara dengan sepiring nasi, sayur, dan lauk pauk," jelas dr Nurul, melalui surel yang diterima Republika.co.id, baru-baru ini.

Efek yang muncul setelah mengonsumsi gorengan tersebut adalah rasa kenyang. Alasannya, kalori yang masuk sudah setara dengan kebutuhan kalori dalam sekali makan. Namun dari segi nutrisi, asupan gorengan seperti ini tidak seimbang karena hanya mengandung sedikit protein.

"Apakah ada vitamin dan mineralnya? Ada, tetapi juga sangat sedikit," ujar dr Nurul.

Asupan yang didominasi oleh gorengan dan tidak seimbang gizi juga bisa mempengaruhi stamina selama berpuasa. Badan bisa terasa lemas karena sudah merasa kenyang namun kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi.

Massa otot pun juga bisa mengalami penurunan, tubuh menjadi lebih mudah sakit, serta muncul keluhan loyo. Bagi sebagian orang, pola makan tak seimbang gizi yang banyak memuat gorengan juga dapat mempersulit upaya penurunan berat badan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement