Senin 17 Apr 2023 16:22 WIB

Presiden Jokowi Ajak Jerman Berinvestasi di Tiga Sektor Prioritas

Ketiganya, yaitu hilirisasi industri, transisi energi, dan pembangunan IKN.

Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri), Presiden Indonesia Joko Widodo (tengah) dan istrinya Iriana (kanan) tiba untuk upacara pembukaan pameran dagang industri tahunan Hannover Messe di Hanover, Jerman, (16/4/2023). Indonesia adalah negara mitra pameran industri Hanover tahun ini dan diwakili oleh lebih dari 150 peserta pameran. Pada pameran perdagangan terkemuka dunia untuk industri, sekitar 4.000 perusahaan dari industri teknik mesin, listrik dan digital serta sektor energi akan memamerkan teknologi, pengembangan, dan solusi terbaru mereka untuk industri yang terhubung dan netral iklim dari 17 hingga 21 April 2023 .
Foto: EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri), Presiden Indonesia Joko Widodo (tengah) dan istrinya Iriana (kanan) tiba untuk upacara pembukaan pameran dagang industri tahunan Hannover Messe di Hanover, Jerman, (16/4/2023). Indonesia adalah negara mitra pameran industri Hanover tahun ini dan diwakili oleh lebih dari 150 peserta pameran. Pada pameran perdagangan terkemuka dunia untuk industri, sekitar 4.000 perusahaan dari industri teknik mesin, listrik dan digital serta sektor energi akan memamerkan teknologi, pengembangan, dan solusi terbaru mereka untuk industri yang terhubung dan netral iklim dari 17 hingga 21 April 2023 .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pengusaha Jerman untuk berinvestasi dalam transformasi ekonomi Indonesia khususnya di tiga sektor prioritas. Ketiganya, yaitu hilirisasi industri, transisi energi, dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Dengan menghadiri langsung pembukaan pameran industri terbesar dunia Hannover Messe, Presiden Jokowi berharap investasi dari Jerman dapat memberdayakan pengusaha lokal, termasuk usaha mikro kecil dan menengah(UMKM) serta menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya.

Baca Juga

"Bapak Presiden juga menjanjikan kemudahan investasi di Indonesia," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika menyampaikan pengarahan pers secara daring pada Senin (17/4/2023) mengenai kunjungan Jokowi ke Hannover, Jerman.

Dalam pembukaan Hannover Messe yang dihadiri oleh Kanselir Jerman, Ahad (16/4/2023) malam waktu setempat, Presiden Jokowi antara lain mengatakan bahwa Indonesia sedang melakukan transformasi ekonomi melalui inovasi dan teknologi.

"Ini sejalan dengan tema yang diangkat, yaitu 'Making Indonesia 4.0'," kata Menlu Retno.

Guna mencapai transformasi tersebut, Indonesia menjalankan dua strategi besar, yaitu hilirisasi industri dan ekonomi hijau. Terkait hilirisasi, Jokowi menyampaikan keinginan Indonesia untuk menjadi pemain besar di industri kendaraan listrik (electric vehicles/EV)dengan modal kuat, yakni banyaknya cadangan nikel dan bonus demografi.

Sementara terkait ekonomi hijau, Jokowi menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk melakukan aksi nyata menjaga keberlangsungan lingkungan. "Indonesia menargetkan 23 persen sumber energi pada 2025 berasal dari energi baru dan terbarukan. Untuk itu, Indonesia membutuhkan investasi sebesar 1 triliun dolar AS (sekitar Rp14,799 kuadriliun) hingga 2060," kata Retno.

Melalui Hannover Messe, Presiden Jokowi mengundang para investor untuk berinvestasi di Indonesia dalam kerja sama yang setara dan saling menguntungkan.

Indonesia kembali menjadi negara mitra (partner country) Hannover Messe setelah sebelumnya pernah menjadi negara mitra pada 2021, ketika pameran dilaksanakan secara virtual karena pandemi COVID-19. Indonesia merupakan negara Asia Tenggara pertama yang menjadi negara mitrapameran industri yang diikuti oleh sekitar 4.000 peserta pameran, di antaranya 157 co-exhibitordari Tanah Air.

Sebagai negara mitra, Indonesia memilih tema ?Making Indonesia 4.0? untuk menunjukkan inisiatif Indonesia dalam mendorong keberlanjutan lingkungan dan transformasi ekonomi. Terdapat tujuh sektor prioritas yang dipamerkan Indonesia di Hannover Messe, yaitu makanan, tekstil, otomotif, elektronik, kimia, alat kesehatan dan farmasi.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement