Selasa 18 Apr 2023 13:35 WIB

Kritik ChatGPT, Elon Musk Malah Buat TruthGPT

Elon Musk menilai langkahnya bisa membawa AI memahami alam semesta.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Elon Musk mengumumkan akan meluncurkan platform kecerdasan buatan (AI) yang disebut TruthGPT.
Foto: EPA-EFE/Patrick Pleul
Elon Musk mengumumkan akan meluncurkan platform kecerdasan buatan (AI) yang disebut TruthGPT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Miliarder Elon Musk mengumumkan akan meluncurkan platform kecerdasan buatan (AI) yang disebut TruthGPT. Keputusan tersebut dibuat sebagai tantangan nyata untuk ChatGPT, chatbot populer dari OpenAI. "Saya akan memulai sesuatu yang saya sebut TruthGPT atau AI pencari kebenaran maksimum yang mencoba memahami sifat alam semesta," kata Musk.

Menurut Musk, langkahnya bisa membawa AI memahami alam semesta dengan peduli terhadap manusia dan tidak memusnahkannya. “Saya pikir ini mungkin jalan terbaik menuju keselamatan. Dalam arti AI yang peduli untuk memahami alam semesta, tidak memusnahkan manusia karena kita adalah bagian yang menarik dari alam semesta,” ujar dia.

Baca Juga

Sejak persaingan teknologi AI di antara perusahan besar, Musk telah memburu peneliti AI dari Google Alphabet Inc untuk meluncurkan startup yang menyaingi OpenAI. Hal tersebut diungkapkan oleh orang yang mengetahui masalah itu.

Bulan lalu, Musk mendaftarkan sebuah perusahaan bernama X.AI Corp yang didirikan di Nevada. Dalam perusahaan itu, Musk didaftarkan sebagai direktur tunggal dan Jared Birchall, direktur pelaksana kantor keluarga Musk, sebagai sekretaris.

Dilansir Reuters, Selasa (18/4/2023), langkah Musk dalam menyaingi ChatGPT dilakukan setelah dia dan sekelompok pakar AI menyerukan jeda enam bulan dalam pengembangan sistem yang lebih kuat dari GPT-4 OpenAI. Mereka beralasan ini akan memiliki risiko besar bagi masyarakat. “AI berpotensi merusak peradaban,” ucap Musk beberapa waktu lalu. Padahal pada 2015, Musk pernah ikut mendirikan OpenAI.

Namun, dia mengundurkan diri dari dewan perusahaan pada 2018. Setahun kemudian dia mengungkapkan alasannya meninggalkan OpenAI karena harus fokus pada Tesla dan SpaceX. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement