REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menuduh Pentagon memata-matai pemerintahnya, Selasa (18/4/2023). Tuduhan ini menyusul kebocoran dokumen di media sosial Amerika Serikat (AS).
"Kami sekarang akan mengamankan informasi dari Angkatan Laut dan Kementerian Pertahanan, karena kami menjadi sasaran mata-mata Pentagon," kata Lopez Obrador dalam konferensi pers hariannya.
Lopez Obrador mengatakan, akan mulai mengklasifikasikan informasi dari angkatan bersenjata untuk melindungi keamanan nasional. Dia menegaskan kebocoran informasi itu sebagai tindakan kriminal yang disengaja.
Komentarnya muncul beberapa hari setelah Washington Post melaporkan tentang ketegangan yang tampak antara Angkatan Laut Meksiko dan Angkatan Darat AS, mengutip pengarahan militer AS yang terungkap dalam kebocoran catatan rahasia militer AS secara daring. Pentagon tidak segera menanggapi tuduhan yang dilayangkan oleh pemimpin Meksiko itu.
Washington Post melaporkan tidak ada indikasi bahwa dokumen yang dikutip berasal dari penyadapan komunikasi pejabat Meksiko. Namun tuduhan terhadap Pentagon ini kemungkinan berasal dari posisi Lopez Obrador yang berada di bawah tekanan.
Presiden Meksiko itu diminta bertanggung jawab atas militer dalam dugaan pelanggaran selama bertahun-tahun, termasuk penghilangan dan pembunuhan yang dilaporkan. Meski begitu, dia telah meningkatkan peran tentara dalam keamanan publik dan berusaha menempatkan Garda Nasional di bawah kendali Angkatan Darat.
Lopez Obrador menggambarkan intelijen AS dalam kebocoran sebagai gangguan yang kasar dan sombong yang tidak boleh diterima dalam keadaan apa pun. Dia tidak berencana untuk menegur AS, tetapi pada suatu saat akan membahas syarat untuk kolaborasi kerja.
Ketika disajikan tuduhan baru tentang penggunaan spyware Pegasus yang kontroversial selama pemerintahannya, Lopez Obrador menegaskan kembali bahwa pemerintahannya tidak memata-matai. Kelompok hak asasi terkemuka yang berbasis di Meksiko Centro Prodh pada Selasa mengatakan, telepon dua stafnya telah menjadi targey Pegasus tahun lalu.
Hasil itu ditemukan oleh sebuah analisis oleh pengawas digital yang berbasis di Toronto, Lab Warga. Laporan itu menjadi yang terbaru dari beberapa kasus dugaan Pegasus yang digunakan selama Lopez Obrador memerintah.