REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Jumlah penduduk India diperkirakan telah mencapai angka 1,428 miliar jiwa sekaligus mengambil alih posisi Cina yang sejak 1961 selalu menduduki peringkat teratas dunia dalam jumlah populasi dengan selisih lebih dari 2,9 juta jiwa, demikian data Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dirilis pada Rabu (19/4/2023).
Menanggapi hal itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina (MFA) Wang Wenbin menilai bonus demografi suatu negara tidak bisa dilihat dari segi jumlah semata.
"Jumlah memang penting, tapi yang lebih penting adalah sumber daya manusia berbakat," katanya dalam pengarahan pers rutin di Beijing, Rabu.
Ia menyebutkan dari 1,425 miliar jiwa penduduk Cina, sekitar 900 juta di antaranya berusia angkatan kerja dengan rata-rata menerima pendidikan selama 10,9 tahun.
"Bagi mereka yang memasuki dunia kerja, waktu menerima pendidikannya meningkat menjadi 14 tahun," katanya menambahkan.
Pemerintah Cina, lanjut dia, telah menerapkan strategi nasional menghadapi penuaan penduduk dengan mengeluarkan kebijakan tiga anak berikut berbagai insentif pendukung.
"Bonus demografi di Cina masih belum berhenti dan kami sedang merancang bonus demografi berbakat," kata Wang mengutip pernyataan Perdana Menteri Li Qiang.
Ia juga optimistis angkatan kerja masih menjadi pendorong utama pembangunan Cina.
Data PBB terkait jumlah penduduk Cina itu tidak termasuk populasi Hong Kong dan Makau yang masing-masing sebagai Wilayah Administrasi Khusus di bawah pemerintahan Cina. Jumlah populasi Hong Kong dan Makau diperkirakan mencapai 8 juta jiwa.
Pada November lalu, PBB juga memperkirakan jumlah penduduk dunia mencapai 8 miliar jiwa.