Ahad 23 Apr 2023 19:42 WIB

Soal Cara Sholat Pesantren Al Zaytun, FUUI Singgung Temuan Ulama pada 2001

FUUI imbau Kemenag ambil alih Pesantren Al Zaytun.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Unggahan foto sholat Idul Fitri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Ponpes Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (22/4/2023), memicu kontroversi karena jamaah perempuan bercampur di saf laki-laki.
Foto: Tangkapan layar
Unggahan foto sholat Idul Fitri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Ponpes Al-Zaytun, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (22/4/2023), memicu kontroversi karena jamaah perempuan bercampur di saf laki-laki.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Pelaksanaan sholat Idul Fitri di Pondok Pesantren Al Zaytun, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat menjadi viral di dunia Maya. Pengguna media sosial mengomentari tata cara sholat Id di pesantren Al Zaytun lantaran tidak sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Sebab para jamaah sholat Id di Pondok Pesantren Al Zaytun menggabung atau mencampurkan antara jamaah laki-laki dan jamaah perempuan, bahkan jamaah perempuan berada di depan jamaah laki-laki. 

Baca Juga

Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali mengatakan ponpes Al Zaitun pernah menjadi pusat ajaran kelompok aliran sesat. Pada 2001, para ulama dan tokoh di Jawa Barat berhasil mengungkap sejumlah ajaran sesat di pesantren yang didirikan dan dipimpin oleh Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang. Di antaranya adalah tidak wajib melaksanakan sholat lima waktu, bolehnya mencuri harta orang lain, hingga menghukumi kafir orang-orang yang tidak masuk dalam kelompok ajaran Al Zaytun. 

"Sebenarnya mereka itu sudah bubar, tetapi setelah mereka bubar mereka menyebar kemana-mana bikin kelompok, ada yang masuk Syiah dan lain-lain. MUI pun dulu sudah memberikan pandangan-pandangan tentang keberadaan Al Zaytun ini," kata kiai Athian Ali kepada Republika.co.id pada Ahad (23/4/2023).

Kiai Athian mengatakan pasca dibubarkannya aliran sesat di Al Zaytun, MUI dan tokoh ulama terus melakukan pendampingan dan bimbingan kepada masyarakat yang pernah masuk dalam kelompok tersebut agar bertobat dan kembali pada jalan Islam. Ia berharap kedepannya MUI dan pemerintah bisa mengambil alih Ponpes Al Zaytun agar tidak lagi menjadi pusat kelompok aliran sesat.

"Menurut saya harus diambil alih kemudian di tangani oleh MUI dibicarakan dengan Kemenag bagaimana penyelesaiannya," katanya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement