REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih pada Kamis (27/4/2023) menyerukan kepada seluruh warga Amerika Serikat (AS) untuk meninggalkan Sudan hingga 48 jam ke depan. Karena situasi di Sudan dapat memburuk kapan saja.
Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, mengatakan, pemerintah sangat prihatin dengan peningkatan pelanggaran gencatan senjata di Sudan. Departemen Luar Negeri AS telah mengerahkan staf konsuler tambahan di Sudan.
"Situasinya bisa memburuk kapan saja. Kami berupaya terus menerus untuk meminta warga Amerika meninggalkan Sudan," ujar Jean-Pierre.
Jean-Pierre mengatakan, Amerika Serikat telah mengerahkan aset intelijen, pengawasan, dan pengintaian untuk mendukung rute evakuasi udara dan darat. AS juga memindahkan aset angkatan laut di wilayah tersebut, serta memposisikan mereka untuk memberikan dukungan yang diperlukan di sepanjang pantai Sudan.
“Ini adalah lingkungan yang dinamis, dan opsi apa pun memerlukan tingkat risiko. Tetapi karena situasinya tidak mungkin membaik, kami mendorong orang Amerika pergi (meninggalkan Sudan) dalam 24 hingga 48 jam ke depan," ujar Jean-Pierre.
Konflik telah mengubah daerah pemukiman menjadi zona perang dan membuat puluhan ribu orang melarikan diri untuk menyelamatkan diri. Ratusan orang telah tewas dalam konflik antara tentara dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).