Senin 01 May 2023 16:00 WIB

Menaker: Soliditas Kunci Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan Industri 4.0

Menaker mengimbau pekerja siap hadapi tantangan ketenagakerjaan.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menerima kunjungan Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Saifuddin Nasution bin Ismail, di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Jakarta Selatan, Senin (29/1/2023)
Foto: Dok.Republika
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menerima kunjungan Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Saifuddin Nasution bin Ismail, di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Jakarta Selatan, Senin (29/1/2023)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menilai bahwa soliditas antara organisasi pekerja, organisasi pengusaha, dan pemerintah dapat menjadi salah satu kunci dalam menghadapi tantangan bidang ketenagakerjaan di era industri 4.0.

"Saya meyakini lewat kekompakan dan soliditas ini tantangan-tantangan di bidang ketenagakerjaan kita bisa lalui bersama-sama," ujar Menaker saat Puncak Perayaan Hari Buruh Internasional yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (1/5/2023).

Baca Juga

Menurutnya, tantangan dunia ketenagakerjaan di era industri 4.0 semakin berat. Industri 4.0 telah membuka peluang terciptanya profesi baru, namun di sisi lain banyak profesi lama yang telah mulai tergerus.

Sementara itu, lanjut dia, juga terjadi perubahan besar pada jenis pekerjaan, karakter pekerjaan, maupun skill yang dibutuhkan oleh dunia usaha di era transformasi digital ini.

Di tengah industri 4.0, lanjut dia, penyesuaian pola kerja dan pengelolaan usaha merupakan salah satu solusi menghadapi tantangan dunia ketenagakerjaan di era industri 4.0.

"Situasi menuntut kita untuk berubah dan melakukan penyesuaian pola kerja, pengelolaan usaha dari tradisional menjadi digital sebagai solusi untuk mempertahankan keberlangsungan usaha," tuturnya.

Oleh karena itu, ia mengatakan dibutuhkan kekompakan soliditas untuk menjawab tantangan tersebut.

Ida mengatakan kekompakan dan soliditas terbukti dapat melewati masa-masa sulit Indonesia dalam dua setengah tahun terakhir.

"Kita bisa melewati bersama-sama pandemi COVID-19 sehingga pada bulan Desember 2022 bapak presiden telah secara resmi menghentikan pemberlakuan PPKM," katanya.

Selain itu, lanjut dia, situasi pandemi telah memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk dapat bersama-sama melakukan perbaikan diri serta menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang kuat dan tangguh.

"Tantangan yang akan datang mungkin akan semakin berat tapi saya yakin dan percaya dengan soliditas kebersamaan, sinergi kita bisa menghadapi segala bentuk tantangan yang akan datang," ucapnya.

Menurutnya, kekompakan dan soliditas itu dapat diwujudkan dalam kelembagaan hubungan industrial yaitu melalui forum Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit Nasional maupun melalui dewan pengupahan nasional sebagai lembaga resmi di bidang ketenagakerjaan.

Dalam kesempatan itu, Ida juga menyampaikan bahwa total buruh yang menjadi anggota serikat pekerja sebanyak 4,2 juta orang. Jumlah keanggotaan serikat pekerja itu dinilai masih rendah ketimbang jumlah buruh di Tanah Air.

"Artinya masih banyak sekali pekerja buruh kita yang masih belum bergabung dengan konfederasi maupun federasi," ujarnya.

Ia berharap keanggotaan serikat pekerja dapat bertambah diiringi dengan kemampuan manajerial yang profesional, akuntabel serta mampu menghasilkan pemikiran-pemikiran yang konstruktif demi kemajuan bangsa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement