Jumat 05 May 2023 05:27 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Bekal Seorang Pemimpin

Kepemimpinan memiliki tanggung jawab yang berat.

Pemimpin amanah (ilustrasi). Naskah Khutbah Jumat: Bekal Seorang Pemimpin
Foto: republika
Pemimpin amanah (ilustrasi). Naskah Khutbah Jumat: Bekal Seorang Pemimpin

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Athiful Khoiri, Alumni Pascasarjana Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ ,يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Baca Juga

Saudaraku, kaum muslimin yang berbahagia

Maha suci Allah, yang telah menawarkan kepada makhluk-Nya untuk bisa menjadi pemimpin bagi lainnya. Dari semua makhluk yang ditawarkan oleh Allah, manusialah yang bersedia menerima amanah kepemimpinan itu.

Allah berfirman QS. Al-Ahzab ayat 72 yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, semuanya enggan memikul amanat itu karena khawatir akan mengkhianatinya, maka dipikullah amanat itu oleh manusia…”

Shalawat dan salam semoga tersanjung kepada Rasul teladan, yang menegaskan bahwa, “Ada tujuh orang yang akan dinaungi oleh naungan-Nya pada Hari ketika tiada naungan kecuali Naungan-Nya; salah diantaranya adalah pemimpin yang adil.”

Saudaraku, kaum muslimin yang berbahagia

Untuk menjadi pemimpin, seseorang haruslah memiliki bekal yang cukup. Bekal itu berupa kekuatan yang akan digunakan untuk menggerakkan semua orang yang dipimpin.

Kekuatan itu merupakan buah pikiran atau ide, pendapat, wawasan, kemampuan melihat masa depan untuk menentukan arah kemana lembaga yang dipimpinnya akan dikembangkan, potensi yang ada, cara-cara yang akan ditempuh untuk memajukan lembaga yang dipimpin, bahkan bagaimana mengatasi rintangan yang mungkin timbul dalam berbagai bentuknya.

Pemimpin yang tidak memiliki kelebihan, maka lembaga yang dipimpinnya tetap berjalan, tetapi tidak memiliki jiwa atau ruh. Institusi itu hanya sebatas menjalankan kegiatan formal saja.

Suasananya akan menjadi kaku, penuh seremonial, simbol-simbol, dan tidak menghasilkan apa-apa. Bayangkan saja, raga tanpa jiwa atau ruh, maka hanya bergerak manakala digerakkan dan tidak lama akan mati.

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2023/05/04/bekal-seorang-pemimpin/
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement