REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) siap menyetorkan dividen kepada negara hingga Rp 80,2 triliun pada tahun ini. Angka tersebut dicatatkan menjadi yang terbesar dalam sejarah BUMN.
Dari total dividen yang disetorkan ke negara, Rp 40,74 triliun atau 50,8 persen dikontribusi oleh empat BUMN perbankan termasuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI). BRI menjadi kontributor terbesar yakni Rp 23,15 triliun atau 59,97 persen dari total dividen BRI sepanjang 2022.
"Kontribusi optimal BRI tersebut tidak lepas dari kinerja gemilang sepanjang tahun 2022 dengan pencapaian laba sebesar Rp 51,41 triliun, angka tersebut menjadi yang terbesar di antara BUMN perbankan lainnya," kata Direktur Utama BRI Sunarso, Jumat (5/5/2023).
Dengan respons strategis yang tepat, menurut Sunarso, BRI Group berhasil mencatatkan laba senilai Rp 51,4 triliun atau tumbuh 67,15 persen secara year on year (yoy). Sementara total aset tumbuh 11,18 persen yoy menjadi Rp 1.865,64 triliun.
Atas pencapaian tersebut, Sunarso menegaskan komitmen BRI untuk terus memberikan nilai ekonomi dan nilai sosial utamanya terhadap negara dan masyarakat Indonesia. "Melalui pajak dan dividen, keuntungan BRI akan disetorkan kepada negara dan kemudian kembali lagi menjadi berbagai program Pemerintah untuk rakyat," tegasnya.
Di tengah kondisi perekonomian global yang mengalami perlambatan karena gejolak keuangan, terutama setelah kegagalan beberapa bank di Amerika Serikat, Sunarso tetap optimistis kinerja positif Perseroan akan terus berlanjut pada tahun ini.
Sunarso melihat, perlambatan dan gejolak ekonomi global di 2023 tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian domestik dengan potensi resesi sebesar dua persen. Menurut Sunarso, Indonesia akan mampu bertahan dari ancaman risiko resesi.
Optimisme tersebut digambarkan dari kinerja BRI hingga kuartal pertama tahun ini. Per Maret 2023, BRI mampu mencatatkan laba secara konsolidasian sebesar Rp 15,56 triliun atau tumbuh 27,37 persen yoy dan aset perseroan tumbuh 10,46 persen yoy menjadi Rp 1.822,97 triliun.
Sunarso juga meyakini prospek dan kinerja industri perbankan khususnya BRI akan lebih baik di 2023. "Kami memproyeksikan kredit BRI mampu tumbuh di level 10 persen-12 persen didukung oleh pertumbuhan pada segmen UMKM khususnya mikro dan ultramikro," pungkasnya.