Jumat 12 May 2023 05:38 WIB

Menangi Medali Emas Soft Tennis, Dwi Rahayu Seperti Flash Back 12 Tahun Silam

Dwi sempat memenangi medali emas yang sama pada ajang SEA Games 12 tahun silam.

Petenis tunggal putri Indonesia Dwi Rahayu Pitri menunjukkan medali emas seusai upacara penghargaan pemenang babak final soft tenis tunggal putri SEA Games 2023 di Sport Center Building, National Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Rabu (10/5/2023). Dwi Rahayu Pitri berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan petenis Filipina Noelle Nikki Zoleta.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Petenis tunggal putri Indonesia Dwi Rahayu Pitri menunjukkan medali emas seusai upacara penghargaan pemenang babak final soft tenis tunggal putri SEA Games 2023 di Sport Center Building, National Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Rabu (10/5/2023). Dwi Rahayu Pitri berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan petenis Filipina Noelle Nikki Zoleta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dwi Rahayu Pitri merasa seperti melakukan flash back saat ia berhasil memenangi medali emas soft tennis tunggal putri SEA Games 2023 Kamboj. Ini karena Dwi sempat memenangi medali yang sama pada ajang SEA Games 12 tahun silam.

Dwi memastikan diri meraih medali emas setelah menaklukkan wakil Filipina, Noelle Nikki Zoleta, dengan kemenangan tiebreak 7-4, setelah sebelumnya sempat tertinggal 1-3 pada Rabu (10/5/2023).

Baca Juga

"Ini tuh kayak flash back aja gitu ke SEA Games 2011 kemarin. Kayak terakhir naik podium tengah, sekarang sudah punya anak satu, udah berkeluarga, eh masih bisa. Bangga aja gitu buat diri sendiri," kata Dwi saat ditemui usai upacara penyambutan atlet SEA Games di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (11/5/2023) malam.

Ini merupakan kedua kalinya Dwi mengikuti SEA Games, setelah sebelumnya berpartisipasi pada SEA Games 2011. Saat itu ia sukses membawa pulang tiga medali, yakni satu medali emas dari nomor beregu putri, satu medali perak dari ganda putri, dan satu medali perunggu nomor tunggal putri.

Terakhir kali Dwi memenangi medali di ajang multievent internasional adalah pada Asian Games 2018 saat memenangi medali perunggu dari nomor tunggal putri. Prestasi ini pun semakin terasa indah bagi Dwi yang selama mengikuti pelatihan khusus untuk SEA Games harus sering berpisah dengan anaknya yang baru berusia tiga tahun.

"Maksudnya ninggalin itu aku berangkat pagi, jadi kadang dia masih tidur, aku tinggalin gitu kan. Sebenarnya kita ada base camp di Puri TCnya, cuma karena rumah aku di sini dan punya anak jadi bolak-balik," ujar istri pelatih soft tennis putra, Prima Simpati Aji.

Meski soft tennis sudah terbukti mampu mengukir prestasi di SEA Games 2023, yakni dua medali emas, dua medali perak, dan satu medali perunggu, Dwi merasa persiapan dan kompetisi bagi para atlet soft tennis masih kurang. Ia pun berharap pertandingan sotf tennis akan dapat diperbanyak pada masa yang akan datang.

"Kita tuh tandingnya kurang banget tahun ini. Merasa kurang banget kan. Kita lihat kemarin (tim) Filipina, itu benar-benar jam terbangnya lebih banyak. Jadi mereka jelang seminggu sebelum SEA Games kemarin, mereka baru pulang TC dari Korea. Kita batal waktu itu. Sebenarnya kita ikut juga TC ke Korea cuma batal," pungkas Dwi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement