Kamis 18 May 2023 12:55 WIB

Waspada, Pakar Ingatkan Bahaya Ransomware

Masyarakat diimbau selalu waspada menggunakan teknologi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fuji Pratiwi
Geng ransomware LockBit (ilustrasi). Pakar teknologi sains data Universitas Airlangga (Unair) Maryamah mengatakan, masyarakat harus terus mawas diri dengan serangan siber setelah munculnya cuitan LockBit 3.0 yang mengaku bertanggung jawab atas gangguan sistem yang dialami Bank Syariah Indonesia (BSI).
Foto: www.freepik.com
Geng ransomware LockBit (ilustrasi). Pakar teknologi sains data Universitas Airlangga (Unair) Maryamah mengatakan, masyarakat harus terus mawas diri dengan serangan siber setelah munculnya cuitan LockBit 3.0 yang mengaku bertanggung jawab atas gangguan sistem yang dialami Bank Syariah Indonesia (BSI).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar teknologi sains data Universitas Airlangga (Unair) Maryamah mengatakan, masyarakat harus terus mawas diri dengan serangan siber setelah munculnya cuitan LockBit 3.0 yang mengaku bertanggung jawab atas gangguan sistem yang dialami Bank Syariah Indonesia (BSI). Walau klaim tersebut belum dapat dikonfirmasi, kata dia, serangan perangkat lunak berbahaya ransomware perlu diantisipasi.

"Ransomware merupakan jenis malware yang mengancam untuk mempublikasikan data pribadi korban, mengambil informasi atau memblokir akses secara permanen pada suatu jaringan. Kecuali peretas mendapatkan tebusan sesuai keinginannya," kata Maryamah, Kamis (18/5/2023).

Baca Juga

Terkait modus para pelaku, kata Maryamah, biasanya peretas akan mengancam pemilik data dengan sejumlah uang. Jika tidak terpenuhi maka peretas akan mempublikasikan data pribadi atau memblokir akses secara permanen pada suatu jaringan. Pada kasus BSI, peretasan data merupakan data nasabah bank yang berisi informasi rekening, akun mobile banking, hingga informasi lain yang berkaitan dengan uang.

"Peretas tidak perlu meminta sejumlah uang kepada nasabah karena dapat langsung menguras isi rekening dari pengambilan data nasabah," ujar dosen Prodi Teknologi Sains Data Unair tersebut.

Ia pun mengimbau agar masyarakat selalu waspada dalam menggunakan teknologi. Selain itu juga jangan mudah untuk mengakses tautan-tautan asing yang masuk di sosial media. Menurutnya, sistem berbasis komputer sangat rentan dengan adanya hacking jika tidak ada pembaharuan keamanan sistem secara berkala.

Ia menambahkan, masyarakat sebenarnya mampu menjaga keamanan data dengan cara-cara sederhana. Seperti mengubah password secara berkala, hingga memperbaharui software. Lebih dari itu, ia menambahkan untuk selalu berhati-hati dalam menyebar data-data pribadi seperti NIK atau yang lainnya.

"Sering melakukan update perangkat baik smartphone atau laptop yang digunakan. Jangan menggunakan wifi publik yang tidak terpercaya terutama untuk mengakses website atau aplikasi data sensitif seperti mobile banking dan internet banking," kata dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement